Air yang mengalir dari hulu menghadirkan nuansa warna baru, dengan warna keemasan mentari, air bak cermin yang memantulkan langit, hamparan padi muda yang hijau subur, dihiasi pemandangan warga suku yang tengah asyik menanam padi...
Barat Laut seakan melukiskan gambaran alam yang hidup, dengan lekukan-lekukan halus berlapis yang menggugah hati para pengembara dan pecinta alam untuk datang ke sini. Jika Anda pernah terpukau oleh hamparan sawah keemasan di musim panen, maka pastilah pengunjung akan kembali merasakan kesegaran alam di musim air yang deras.
Bila Anda pernah terharu melihat hamparan sawah berwarna keemasan di musim panen, maka Anda pasti akan kembali merasakan gejolak emosi segar di hadapan alam di musim banjir.
Musim air meluap di atas hamparan sawah terasering yang saling tumpang tindih, menciptakan warna-warna cerah dan berkilauan yang membuat banyak wisatawan mengagumi pemandangan megah ini.
Jika wilayah Barat mengalami musim banjir, wilayah Barat Laut menawarkan musim banjir yang sangat mengesankan. Musim banjir, juga dikenal sebagai musim banjir, adalah waktu untuk mengalirkan air ke sawah terasering sebagai persiapan menanam padi dan dianggap sebagai tahap penting untuk panen emas.
Sawah terasering di wilayah Barat Laut memiliki medan yang berkelok-kelok dan lereng yang curam, terutama memanfaatkan air hujan, sehingga mengalirkan air ke sawah merupakan pekerjaan yang sulit, membutuhkan keterampilan dan ketekunan. Tidak hanya musim panen padi, tetapi juga musim pengairan menjadi produk wisata unik daerah pegunungan di atas air yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Dataran tinggi di Barat Laut biasanya hanya menanam satu jenis tanaman dalam setahun. Ketika hujan musim panas mulai turun, suku-suku minoritas mulai menyiram ladang mereka.
Di tengah pemandangan pegunungan yang megah, di mana-mana kita melihat hamparan sawah terasering yang berkilauan bagai cermin, dan sosok-sosok mungil penduduk dataran tinggi yang bekerja keras di tengah langit dan bumi. Semua itu menciptakan gambaran multidimensi penuh warna yang membuat mata sulit berpaling.
Ketika menyebut Mu Cang Chai, apa yang biasanya Anda bayangkan? Citra sawah terasering keemasan yang indah di musim padi yang matang. Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa Mu Cang Chai juga memiliki musim banjir yang indah dengan sawah yang meluap.
Mu Cang Chai di musim banjir penuh dengan kehidupan, hamparan sawah terasering berkilauan dengan air yang menawan dan misterius, seakan mengenakan mantel baru yang tak berwarna.
Sawah terasering dibentuk dan dipelihara selama ratusan tahun, suatu metode penanaman padi basah dengan teknik yang diwariskan turun-temurun dan merupakan produk intelektual, yang menunjukkan kreativitas dalam beradaptasi dengan iklim, tanah, dan kondisi irigasi kelompok etnis di daerah pegunungan.
Majalah Heritage






Komentar (0)