Nokia kolaps karena "orang dalam" Microsoft atau malah kehilangan dirinya sendiri?
Pernah menjadi pemimpin legendaris di industri seluler, Nokia runtuh hanya dalam beberapa tahun. Apakah Microsoft benar-benar "pembunuh", atau Nokia telah kehilangan masa depannya?
Báo Khoa học và Đời sống•07/10/2025
Pada tahun 2000-an, Nokia menjadi simbol teknologi global, menguasai lebih dari 40% pangsa pasar ponsel dan hampir tidak memiliki pesaing. Kedatangan iPhone pada tahun 2007 mengubah segalanya, karena pengguna beralih lebih memperhatikan perangkat lunak dan pengalaman daripada perangkat keras.
Nokia terlalu percaya diri dengan merek dan sistem operasi Symbian-nya, sehingga kehilangan kesempatan emas untuk bertransformasi menjadi telepon pintar modern. Sementara Apple dan Google membangun ekosistem yang kuat, Nokia berjuang antara meningkatkan perangkat keras dan mempertahankan platform lama.
Keputusan yang salah datang ketika Nokia bekerja sama dengan Microsoft, menaruh kepercayaannya pada Windows Phone dan bukan Android. CEO Stephen Elop, mantan pemimpin Microsoft, dikatakan telah menyebabkan Nokia "membakar dirinya sendiri" dengan strateginya meninggalkan Symbian terlalu cepat. Hanya dua tahun kemudian, merek legendaris tersebut diakuisisi oleh Microsoft senilai 5,44 miliar euro, menutup era seluler Finlandia.
Kini, Nokia telah menjadi pelajaran klasik dalam konservatisme, ketika kecepatan inovasi tidak mengikuti perkembangan zaman, menyebabkan semua monumen runtuh. Para pembaca yang budiman, silakan tonton lebih banyak video : 10 Perangkat Teknologi 'Menakutkan' di Masa Depan.
Komentar (0)