Gunung Bromo - Epik surga dan bumi.
Di tengah lautan awan, pegunungan Tengger yang megah tampak bagai gambaran yang hidup - tempat manusia menjadi kecil di hadapan keluasan, keganasan, dan keajaiban alam.
Perjalanan Berburu Matahari di Puncak Bromo
Untuk mencapai Bromo - gunung berapi aktif paling terkenal di Indonesia, pengunjung harus berangkat saat fajar, menaiki jip off-road melintasi hamparan gurun pasir di kawasan Lautan Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Saat jam menunjukkan pukul 4 pagi, suhu turun di bawah 100 derajat Celcius, kabut putih menyelimuti, tetapi setiap barisan mobil tetap saling mengikuti untuk mendaki ke Penanjakan Viewpoint - tempat yang dikenal sebagai spot melihat matahari terbit terindah di Bromo.
Untuk mencapai Bromo - gunung berapi aktif paling terkenal di Indonesia, pengunjung harus berangkat saat fajar.
Kendaraan jip off-road akan membawa Anda melintasi hamparan gurun pasir di kawasan Lautan Pasir di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Dan kemudian, saat cahaya pertama menyingsing, seluruh lembah raksasa itu perlahan terbangun. Di depan mata kami terbentang pemandangan yang menakjubkan: Bromo—dengan kawahnya yang berasap, Batok—gunung berbentuk kerucut berwarna cokelat tua di sebelahnya, dan di kejauhan Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, masih terus menyemburkan asap putih ke angkasa. Awan yang berarak di atas kawah menciptakan pemandangan yang magis sekaligus memukau, membuat siapa pun tak bisa berkata-kata saking harunya.
Bromo - dengan kawahnya yang berasap menciptakan pemandangan yang ajaib dan luar biasa, membuat siapa pun tak bisa berkata-kata karena haru.
Saat matahari terbit, seluruh kawasan Bromo memancarkan rona keemasan seperti madu. Di kaki gunung, para penunggang kuda Tengger asli menyusuri padang rumput, membawa pengunjung lebih dekat ke kawah.
Pergi ke Bromo tidaklah sulit karena tidak banyak trekking.
Berdiri di mulut Kawah Bromo, memandang ke cekungan yang dalam, mendengarkan deru angin dan bau belerang yang menyengat, kita seolah menyaksikan kekuatan purba bumi - yang menakutkan sekaligus sakral.
Bangun jam 2 pagi untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Tumpak Sewu - tempat air jatuh seperti sehelai sutra dari langit
Meninggalkan Dataran Tinggi Tengger, perjalanan berlanjut menuju Air Terjun Tumpak Sewu, yang terletak di Kabupaten Lumajang, sekitar 70 km di selatan Bromo. Jika Bromo adalah simbol api, maka Tumpak Sewu adalah simfoni air.
Jika Bromo adalah simbol api, maka Tumpak Sewu adalah simfoni air.
Terletak di tengah hutan tropis, Tumpak Sewu dalam bahasa Jawa berarti "seribu air terjun", tampak seperti tirai air raksasa, tempat ratusan aliran air jatuh dari ketinggian hampir 120 meter, menyatu dengan kabut, menciptakan pemandangan yang megah dan puitis. Dari atas, air terjun ini tampak seperti rambut panjang ibu pertiwi, mengalir di tengah pegunungan dan hutan yang hijau lebat.
Tumpak Sewu dalam bahasa Jawa berarti "seribu air terjun", tampak seperti tirai air raksasa, tempat ratusan aliran air jatuh dari ketinggian hampir 120 meter.
Untuk mencapai kaki air terjun, pengunjung harus menyusuri jalan setapak yang licin, mendaki lereng curam, dan berpegangan pada tali untuk menyeberangi sungai. Namun, hasilnya sepadan: air dingin yang memercik ke wajah, gemuruh yang menggema, pelangi berkilauan yang muncul di balik kabut—semuanya berpadu menjadi pemandangan magis. Di kaki Tumpak Sewu, manusia seakan lenyap ditelan luasnya, hanya menyisakan rasa suci dan hampa.
...menyatu dengan kabut, menciptakan pemandangan yang megah sekaligus puitis.
Ketika alam adalah keajaiban hati manusia
Bromo dan Tumpak Sewu terletak di zona inti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang telah diakui UNESCO sebagai Cagar Biosfer Dunia pada tahun 2015. Tempat ini penuh dengan keindahan alam yang kontras: api dan air, pasir dan hutan, dahaga dan vitalitas. Setiap langkah di tanah ini bagaikan berdialog dengan Bumi.
Tempat ini menyatukan semua keindahan alam yang kontras: api dan air, pasir dan hutan, kering dan penuh kehidupan.
Daya tariknya bukan hanya tujuannya, tetapi juga pengalaman yang membangkitkan semangat berpetualang...
Di era pariwisata digital, ketika orang dapat "berkeliling dunia" melalui layar, perjalanan ke Bromo atau Tumpak Sewu masih tetap memiliki daya tariknya karena tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga pengalaman yang membangkitkan jiwa petualangan - tempat para pelancong mengatasi diri mereka sendiri untuk menyadari keindahan hidup yang paling murni.
...di mana sang pelancong mengatasi dirinya sendiri untuk menyadari keindahan hidup yang paling murni.
Source: https://vtv.vn/nui-lua-bromo-va-thac-tumpak-sewu-ban-hung-ca-cua-dat-troi-100251114152806442.htm






Komentar (0)