"Sebelumnya, saya hanya bisa mengendarai gerobak sapi. Saya tidak pernah membayangkan bisa mengendarai kendaraan listrik," ujar Ibu Mtambo kepada Xinhua setelah mengantar barang di sebuah toko dengan becak listriknya.

Ibu Mtambo merupakan salah satu dari sekelompok perempuan pedesaan yang mendorong transisi hijau Zimbabwe melalui penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan dengan dukungan Mobility for Africa (MFA), yang berupaya menghadirkan kendaraan bertenaga surya yang terjangkau bagi masyarakat pedesaan.

Adefi Mtambo ( kiri ) mengendarai sepeda roda tiga listrik di Wedza, Zimbabwe. Foto : Xinhua

Di Wedza, MFA menyewakan becak listrik khusus perempuan yang cocok untuk daerah pedesaan. Becak-becak ini menggunakan komponen impor dari Tiongkok, kemudian dirakit dan dimodifikasi sesuai kondisi setempat di sebuah pabrik di Harare. Dilengkapi dengan baterai lithium-ion yang dapat diganti, becak-becak ini dapat menempuh jarak sekitar 100 km dengan sekali pengisian daya dan mengangkut hingga 400 kg muatan.

Di pedesaan Zimbabwe, produktivitas perempuan terhambat oleh kurangnya transportasi. Mereka seringkali harus berjalan jauh untuk mengambil air atau kayu bakar. Kini, berkat becak listrik, kehidupan perempuan di negara Afrika ini telah meningkat secara signifikan. "Katakanlah saya menjual empat kubis yang bisa saya bawa, itu berarti saya bisa mendapatkan $4. Tapi becak yang bisa membawa 50 kubis, itu berarti saya bisa mendapatkan $50," kata Philis Chifamba, 38 tahun.

Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat pedesaan, ujar Marilyn Maponga, koordinator penelitian dan keterlibatan masyarakat Kementerian Pertanian. "Kami menyadari bahwa perempuan pedesaan memikul sebagian besar pekerjaan. Mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan bertani, serta pergi ke pasar dan mengambil air. Menyediakan transportasi akan membantu mereka menghemat waktu dan menjadi lebih produktif," ujar Maponga.

TU ANH