
Dengan lebih dari 500 halaman buku, jurnalis Vu Kim Hanh seperti "sekretaris" yang rajin, dengan hati-hati mencatat periode khusus dalam sejarah.
Saat itulah seluruh dunia tiba-tiba harus menjalani hari-hari bencana pandemi Covid-19. Karena itulah, Saigon Bao Thuong bagaikan sebuah album yang menyimpan sebagian memori kolektif.
Membaca Saigon Bao Thuong , pembaca tidak akan melihat ratapan, tidak akan merasakan kesedihan, tetapi hanya kesabaran ingatan dan kerendahan hati narator.
Melalui cerita dan gambar dokumenter, buku ini menggambarkan sebuah kota yang penuh toleransi dan kasih sayang sebagaimana adanya, terutama selama masa-masa menegangkan dan sulit ketika pandemi Covid-19 merebak.
Pada acara tersebut, jurnalis Vu Kim Hanh mengatakan bahwa awal mula Saigon Bao Thuong adalah sebuah buku harian panjang, yang ia tulis secara rutin setiap hari selama masa karantina.
"Saat itu, saya tinggal bersama ibu juru masak. Meskipun saya di rumah, saya tetap harus mengikuti prinsip 5K, jadi saya tidak tahu harus bicara dengan siapa. Karena itu, saya memilih menulis buku harian sebagai cara untuk meredakan rasa sakit, frustrasi, dan amarah. Seperti yang saya katakan sekarang, itu adalah cara untuk menyembuhkan diri sendiri," ujar jurnalis Vu Kim Hanh.

Menurut jurnalis Vu Kim Hanh, dari halaman buku harian hingga Saigon Bao Thuong merupakan perjalanan panjang lebih dari 4 tahun, melalui banyak suntingan dari komentar putra dan teman-temannya. Bahkan setelah menyelesaikan naskah, di halaman terakhir ia masih merasa perlu menambahkan artikel " Mengapa anak-anakku tumbuh dewasa dan aku menangis?"
Tidak berhenti pada menceritakan apa yang terjadi, Saigon Bao Thuong juga mengajukan pertanyaan tentang apa yang seharusnya tetap ada dalam diri kita setelah kejadian tersebut: rasa syukur, pengendalian diri, kemampuan mendengarkan, keberanian untuk saling berjabat tangan di saat yang tepat.
Dari sepotong kehidupan, buku ini membuka cakrawala perenungan: bagaimana sebuah kota yang dinamis tetap mempertahankan jiwa lembutnya; bagaimana ingatan masyarakat tidak luntur di tengah hujan berita; bagaimana trauma dapat menjadi landasan peluncuran yang manusiawi untuk masa depan.
Dr. Nguyen Thi Hau menyebut Saigon sebagai "dokumen sejarah era pandemi". Menurutnya, masa-masa pandemi Covid-19 akan selalu terkenang dalam ingatan kita, dan kenangan itu bukan hanya tentang kehilangan yang besar dan menyakitkan, tetapi juga tentang Kota Ho Chi Minh yang "diratapi", yang membangkitkan "begitu banyak nostalgia" bagi mereka yang telah pergi jauh, dan bagi mereka yang masih tinggal di kota ini.
“Bagi saya, buku ini seperti karya sejarah dari perspektif sosial, karena memberikan informasi autentik dan banyak hal lain yang tersembunyi di balik setiap barisnya,” ungkap Dr. Nguyen Thi Hau.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/sai-gon-bao-thuong-luu-giu-ky-uc-tap-the-ve-mot-thanh-pho-bao-dung-nghia-tinh-post813944.html






Komentar (0)