(CLO) A23a, gunung es terbesar di dunia yang pernah tercatat, bergerak dari Antartika menuju Pulau Georgia Selatan, menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potensialnya terhadap ekosistem dan pelayaran di wilayah tersebut.
Menurut para ilmuwan , gunung es seluas 3.672 kilometer persegi – lebih dari dua kali ukuran London – terjebak selama lebih dari 30 tahun di dasar Laut Weddell Antartika sebelum mulai hanyut bebas mengikuti arus laut.
Andrew Meijers, ahli oseanografi fisik di British Antarctic Survey, mengatakan gunung es itu telah bergerak ke tikungan arus laut, menuju Georgia Selatan. "Pemahaman kami adalah kemungkinan besar gunung es itu akan segera berbalik dan menuju pulau itu," ujarnya.
Citra satelit A23a di Antartika yang diambil pada November 2023. Foto: Uni Eropa/Copernicus Sentinel-3
Penduduk setempat dan kru di area tersebut terus memantau situasi. Kapten Simon Wallace dari kapal pemerintah Georgia Selatan, Pharos, mengatakan ia selalu menyalakan lampu depannya di malam hari untuk melihat gunung es karena gunung es dapat muncul secara tiba-tiba.
Setelah terlepas dari Paparan Es Filchner-Ronne pada tahun 1986, A23a hanyut mengikuti arus setelah menyusut cukup besar hingga terlepas dari dasar laut. Pada bulan Desember, gunung es tersebut terlepas dari lokasi terdamparnya sebelumnya di Taylor Pillar, tempat pusaran arus akibat tabrakan dengan gunung laut tersebut telah menjebaknya selama berbulan-bulan.
Meskipun para ilmuwan meramalkan bahwa A23a akan pecah saat bertemu air hangat, sejauh ini gunung es tersebut mempertahankan strukturnya dan belum hancur menjadi potongan-potongan kecil seperti "gunung es super" sebelumnya.
Meijers memperingatkan bahwa jika A23a terjebak di landas kontinen pulau tersebut, hal itu dapat menghalangi anjing laut dan penguin untuk mengakses tempat makan, sehingga berdampak serius pada ekosistem setempat.
Mark Belchier, direktur perikanan dan lingkungan hidup untuk pemerintah Georgia Selatan, menekankan bahwa gunung es seperti A23a memang umum di wilayah tersebut, tetapi tetap dapat membahayakan kapal. Dampak apa pun terhadap satwa liar diperkirakan hanya bersifat lokal dan sementara.
Para ilmuwan juga mencatat bahwa pecahnya gunung es mungkin merupakan bagian dari siklus alami lapisan es, yang tidak berkaitan langsung dengan perubahan iklim. Namun, pemanasan global mendorong banyak perubahan yang mengkhawatirkan di Antartika, dengan risiko kenaikan permukaan laut yang berdampak serius bagi dunia.
Ngoc Anh (menurut CNN, BBC)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/tang-bang-troi-lon-nhat-the-gioi-co-the-va-vao-hon-dao-o-nam-dai-tay-duong-post331820.html






Komentar (0)