Laksamana Muda Surasant Kongsiri, juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, menginformasikan bahwa kampanye pembersihan ranjau telah dikerahkan di perbatasan, dengan 13 area diusulkan oleh Thailand dan satu area diusulkan oleh Kamboja.
Ia menambahkan bahwa kedua negara telah sepakat untuk menarik senjata berat secara bertahap dalam tiga tahap: pertama sistem rudal, kemudian artileri, lalu tank dan kendaraan lapis baja.
.png)
Juru bicara pemerintah Thailand Siripong Angkasakulkiat mengatakan Thailand tidak akan membebaskan 18 tentara Kamboja yang ditahan, atau membuka kembali pos pemeriksaan perbatasan, sampai mereka menilai kepatuhan Kamboja terhadap perjanjian tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, tahap pertama penarikan pasukan diperkirakan akan berlangsung selama tiga minggu, dimulai pada 1 November. "Kami berharap seluruh proses penarikan senjata berat akan selesai sebelum akhir tahun ini," ujar Bapak Surasant.
Selain mengurangi kehadiran militer mereka, Thailand dan Kamboja juga telah meningkatkan kerja sama dalam memerangi kejahatan dunia maya transnasional dan mempercepat proses penetapan batas-batas bersama di wilayah yang disengketakan.
Pertempuran yang meletus pada bulan Juli menewaskan sedikitnya 48 orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi dari kedua belah pihak. Ini merupakan konflik perbatasan paling serius antara kedua negara dalam beberapa dekade. Gencatan senjata awal yang ditengahi oleh Malaysia, dengan partisipasi AS, ditandatangani pada 28 Juli.
Perjanjian gencatan senjata yang diperpanjang yang ditandatangani di Kuala Lumpur, disaksikan oleh Presiden AS Donald Trump, terjadi tiga bulan setelah ketegangan perbatasan antara kedua negara meningkat.
Sumber: https://congluan.vn/thailand-va-campuchia-bat-dau-rut-vu-khi-hang-nang-10316409.html






Komentar (0)