Minyak ikan berasal dari ikan berlemak atau berminyak, yang kaya akan asam lemak omega-3 dan banyak mengandung vitamin A dan D.
Ilmu pengetahuan telah berulang kali menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 merupakan bagian penting dari pola makan seimbang. Asam lemak ini dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko artritis, mendukung kesehatan mental, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Minyak ikan membawa banyak manfaat kesehatan (Ilustrasi: iStock)
Selain itu, menurut Dr. Daniel Monti, Sidney Kimmel Medical School (Thomas Jefferson University, AS), omega-3 juga memiliki sifat anti-inflamasi, membantu mengurangi kadar trigliserida jahat, dan membatasi oksidasi dalam tubuh.
Selain itu, dua komponen utama omega-3 - EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) - juga membantu meningkatkan aliran darah dan meningkatkan fungsi mitokondria, tempat energi diproduksi dalam sel.
Omega-3 ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon, makerel, herring, sarden, dan tuna. Namun, hewan laut bukan satu-satunya sumber omega-3. Kita dapat memperoleh suplemen omega-3 melalui alga, rumput laut, biji rami, biji chia, kenari, kedelai, biji rami, telur, atau susu.
Yang terpenting, menurut Profesor JoAnn Manson, Rumah Sakit Brigham dan Wanita, Universitas Harvard, omega-3 harus dipasok dari makanan alih-alih bergantung pada pil untuk memastikan efektivitas biologis dan mengurangi risiko overdosis.
Menurut Jim White, ahli gizi dari American Council on Exercise , tidak ada "waktu emas" khusus untuk mengonsumsi minyak ikan. Yang terpenting adalah menjaga rutinitas harian yang teratur, baik pagi maupun malam.
Namun, karena minyak ikan larut dalam lemak, sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk membantu penyerapan lebih baik dan membatasi efek samping seperti mulas, refluks asam, atau mual.
Menurut ahli gizi Keri Gans (penulis The Small Change Diet ), Anda harus mengonsumsi minyak ikan selama atau setelah makan, terutama makanan berlemak tinggi seperti telur, yoghurt, alpukat, salmon, selai kacang, atau memasak dengan minyak zaitun.
Hindari mengonsumsi minyak ikan saat perut kosong atau dengan makanan rendah lemak. Jika Anda biasanya tidak sarapan atau mengonsumsi sarapan rendah lemak, beralihlah mengonsumsi minyak ikan saat makan siang atau makan malam.
Tidak semua minyak ikan diciptakan sama. Sebaiknya pilih minyak ikan dalam bentuk trigliserida alami atau trigliserida yang direesterifikasi, karena lebih mudah diserap tubuh daripada bentuk etil ester.
Menurut Jim White, dosis rata-rata adalah 250-500 mg EPA+DHA per hari untuk orang sehat. Orang yang berisiko penyakit kardiovaskular mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi, tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan dosis tinggi atau dalam jangka panjang.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/thoi-diem-tot-nhat-trong-ngay-de-uong-dau-ca-20250516160921243.htm
Komentar (0)