Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Perdana Menteri Belanda: Bekerja sama untuk mengubah Vietnam menjadi 'naga biru'

VnExpressVnExpress02/11/2023

[iklan_1]

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan Vietnam adalah negeri peluang, dengan potensi besar untuk kerja sama sehingga kedua negara dapat menjadi 'naga hijau'.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan mitranya Mark Rutte menghadiri sesi pleno tingkat tinggi Forum Ekonomi Hijau 2023 yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Eropa (EuroCham) pada sore hari tanggal 2 November.

Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan Vietnam dan Belanda memiliki hubungan yang telah lama terjalin, lebih dari 400 tahun yang lalu, sejak para pedagang Belanda berlabuh di Pelabuhan Hoi An. Belanda merupakan investor terbesar di antara negara-negara Eropa di Vietnam. Negara ini juga merupakan pintu gerbang transit karena 60% barang Vietnam yang diekspor ke Eropa melewati Pelabuhan Rotterdam.

Selain itu, kedua negara menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim. "Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan akan menimbulkan banyak dampak buruk," tegasnya. Bahkan, perusahaan manufaktur dan pemasok kini harus mematuhi peraturan Uni Eropa yang baru tentang produksi berkelanjutan.

"Kami di sini karena kami percaya bahwa pertumbuhan hijau adalah masa depan kita bersama. Vietnam adalah negeri naga yang sedang bangkit, negeri yang penuh peluang. Kita dapat bekerja sama dan memanfaatkan setiap peluang baru agar kedua negara dapat menjadi naga hijau," ujar Perdana Menteri Mark Rutte.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan Perdana Menteri Mark Rutte menghadiri forum tersebut pada sore hari tanggal 2 November. Foto: Giang Huy

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan Perdana Menteri Mark Rutte menghadiri forum tersebut pada sore hari tanggal 2 November. Foto: Giang Huy

Ekonomi hijau kini dianggap sebagai solusi dan tren wajib yang harus diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia.

Ketua EuroCham, Gabor Fluit, mengatakan perusahaan yang menutup mata terhadap risiko ini akan menjadi tidak relevan. Perusahaan yang beradaptasi akan memposisikan diri sebagai pemimpin pasar masa depan.

"Khususnya bagi pelaku usaha Vietnam, antisipasi ini diperlukan untuk menjaga daya saing di dalam dan luar negeri," ujarnya.

Tn. Stuart Livesey, CEO Copenhagen Offshore Partners (COP) Vietnam, juga mencatat bahwa jika Vietnam tidak mampu memasok energi hijau ke perusahaan FDI, mereka kemungkinan akan beralih ke pasar lain untuk memastikan kebutuhan barang rendah karbon pelanggan.

"Faktanya, Vietnam memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya, dan bahkan memiliki potensi besar untuk menjadi pusat energi terbarukan di Asia Tenggara," ujar Bapak Stuart Livesey. Menurutnya, penting bagi Vietnam untuk memiliki strategi pembangunan jangka panjang, kebijakan yang jelas, dan kerangka hukum.

Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengatakan bahwa Vietnam berkomitmen pada produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan agar investor dapat menjalankan bisnis secara efektif dan berjangka panjang. "Kami bertekad untuk berkembang dengan cepat, berkelanjutan, dan inklusif, tanpa mengorbankan lingkungan atau keadilan sosial demi mengejar pertumbuhan," ujarnya.

Oleh karena itu, Vietnam mendukung strategi, inisiatif, dan kebijakan Uni Eropa terkait pembangunan hijau, termasuk regulasi produksi. "Kami akan menerapkan regulasi ini secara ketat," janji Perdana Menteri Pham Minh Chinh.

Namun, ia juga mencatat bahwa Vietnam adalah negara berkembang dengan ekonomi yang sedang bertransisi, masih menghadapi banyak kesulitan, dan membutuhkan Uni Eropa secara umum dan Belanda khususnya untuk berbagi dan membantu. Misalnya, bersama-sama membangun mekanisme, kebijakan, transfer teknologi, memberikan dukungan keuangan, dan melatih sumber daya manusia untuk pembangunan hijau.

Ia juga mengapresiasi pandangan mitranya—melihat Delta Mekong sebagai bagian dari Belanda. Lahan ini saat ini terancam oleh risiko penurunan tanah, longsor, dan intrusi air asin, yang memengaruhi mata pencaharian 22 juta orang. Delta Mekong juga merupakan lumbung pangan yang melayani pasar domestik dan ekspor Vietnam. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar para investor mendukung dan meningkatkan investasi di wilayah ini. Area prioritas meliputi respons terhadap perubahan iklim, pembangunan infrastruktur strategis, dan pengurangan emisi dalam produksi.

Vietnam juga aktif mencegah penggundulan hutan, mempromosikan penghijauan, menerapkan penjualan kredit karbon, dan mengembangkan tenaga biomassa.

Pada forum ini pula, Perdana Menteri meminta para delegasi untuk bersuara guna mendesak pihak-pihak terkait untuk meratifikasi Perjanjian Perlindungan Investasi Vietnam - Uni Eropa (EVIPA) dan segera mencabut kartu kuning IUU bagi Vietnam.

Duc Minh


[iklan_2]
Tautan sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Jet tempur Su-30-MK2 jatuhkan peluru pengacau, helikopter mengibarkan bendera di langit ibu kota
Puaskan mata Anda dengan jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas yang bersinar di langit ibu kota
(Langsung) Gladi bersih perayaan, pawai, dan pawai Hari Nasional 2 September
Duong Hoang Yen menyanyikan "Tanah Air di Bawah Sinar Matahari" secara a cappella yang menimbulkan emosi yang kuat

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk