Lady Trieu adalah seorang pahlawan wanita yang telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai simbol kebanggaan, keberanian, dan semangat kebebasan perempuan Vietnam yang tak tergoyahkan. Nama aslinya adalah Trieu Thi Trinh, lahir pada awal abad ke-3, ketika negara kita masih di bawah kekuasaan Dinasti Ngo Utara. Di tengah penderitaan rakyat, Lady Trieu bangkit di daerah pegunungan Nua, Thanh Hoa , menyerukan ribuan orang saleh untuk bergandengan tangan mengusir penjajah. Di usianya yang baru 20 tahun, ia menjadi simbol kekuatan dan keberanian, dan dihormati oleh rakyat sebagai "Jenderal Nhuy Kieu".
Meskipun karirnya tidak berhasil dan ia meninggal di usia yang sangat muda, Lady Trieu meninggalkan sebuah deklarasi yang telah terukir dalam semangat nasional Vietnam selama hampir dua milenium:
"Aku hanya ingin menunggangi angin kencang, menginjak ombak besar, dan membunuh paus di Laut Timur. Aku tak akan tunduk menjadi selir seseorang."
Ungkapan itu tak hanya menunjukkan tekad gigih untuk berjuang, tetapi juga mengungkapkan hasrat membara akan kebebasan seseorang yang menolak hidup dengan kepala tertunduk. "Menunggangi angin kencang, melangkah di atas ombak yang ganas" adalah metafora heroik, melambangkan semangat mendobrak segala batasan, berani menghadapi badai dan takdir. Sementara itu, "tak sujud menjadi gundik" adalah penegasan lantang akan martabat dan harga diri perempuan – sebuah deklarasi abadi, menggema bak guntur di era di mana prasangka gender masih sangat kental.

Kuil Lady Trieu di Thanh Hoa. Foto: Quoc Le.
Dalam sejarah manusia, jarang ada era di mana suara seorang perempuan muda bisa menjadi simbol kemerdekaan nasional yang begitu agung. Lady Trieu bukan hanya seorang jenderal yang berbakat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi perempuan Vietnam, mulai dari perempuan yang berperang melawan penjajah Utara, dalam dua perang perlawanan melawan Prancis dan Amerika, hingga perempuan-perempuan biasa di masa kini, yang masih "menunggangi angin, menapaki ombak" di jalan mereka sendiri, untuk hidup sepenuhnya dengan cita-cita dan tanggung jawab perempuan di era baru.
Tak hanya sarat dengan semangat sejarah, kata-kata Lady Trieu juga merupakan pesan abadi tentang hak perempuan untuk memilih dan hak untuk hidup bebas. Dalam masyarakat modern, ketika perempuan Vietnam semakin menegaskan posisi mereka di segala bidang – mulai dari politik , ekonomi, sains, hingga seni – semangat tersebut masih tetap berlaku. Setiap perempuan, apa pun perannya, dapat menemukan sumber kekuatan dalam kata-kata tersebut untuk terus bangkit dan dengan percaya diri mengendalikan hidupnya sendiri.
Hampir 1.800 tahun telah berlalu, tetapi kata-kata Lady Trieu masih bergema sebagai penegasan kuat bahwa: Wanita Vietnam tidak hanya tahu cara berkorban, tetapi juga tahu cara berjuang, bermimpi, dan berdiri di tengah badai untuk melindungi apa yang mereka yakini benar.
Pada Hari Perempuan Vietnam, 20 Oktober, saat mengenang deklarasi tersebut, kita tak hanya memberi penghormatan kepada seorang pahlawan, tetapi juga menghormati semangat pantang menyerah semua perempuan Vietnam - mereka yang telah, sedang, dan akan terus "menerjang angin, menapaki ombak" dalam perjalanan untuk menegaskan nilai dan kecantikan abadi mereka.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/tieng-vong-1800-nam-tu-cau-noi-truyen-cam-hung-cua-ba-trieu-post2149060959.html
Komentar (0)