Pada tanggal 11 September, di Hanoi , Institut Strategi Merek dan Daya Saing (BCSI) berkoordinasi dengan unit terkait untuk menyelenggarakan Forum Pemasaran dan Konsumsi Vietnam 2025 .
Dalam konteks pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Vietnam, pasar konsumen terus menunjukkan perannya sebagai penggerak penting pembangunan. Dalam 6 bulan pertama tahun 2025, total penjualan ritel barang dan pendapatan jasa konsumen meningkat lebih dari 9% pada periode yang sama, sementara PDB mencapai tingkat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 7,52%.
Dr. Vo Tri Thanh, Direktur Institut Strategi Merek dan Persaingan, berbicara di Forum - Foto: VGP/TG
Daya beli masyarakat tetap positif. Sektor pariwisata , akomodasi, dan jasa katering telah pulih dengan kuat; e-commerce dan pembayaran nontunai terus tumbuh. Angka-angka ini menunjukkan potensi besar pasar Vietnam, dan mencerminkan perubahan pesat dalam perilaku konsumen, terutama di kalangan generasi muda, terkait dengan kebutuhan akan produk yang ramah lingkungan, transparan, dan berkelanjutan.
Namun, seiring dengan peluang, muncul pula banyak tantangan. Perusahaan-perusahaan Vietnam menghadapi tekanan persaingan yang ketat di pasar domestik dan harus memenuhi standar internasional yang lebih ketat, terutama dalam hal kualitas, proses ramah lingkungan, dan kapasitas inovasi. Hal ini juga merupakan arahan yang dinyatakan dengan jelas oleh Politbiro dalam Resolusi 57-NQ/TW (22 Desember 2024), yang menganggap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi, dan transformasi digital sebagai terobosan strategis.
Berbicara di forum tersebut, Dr. Vo Tri Thanh, Direktur Institut Penelitian Strategi Merek dan Daya Saing, memberikan komentar tentang situasi terkini dan tren konsumsi di Vietnam.
Menurutnya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, meskipun perekonomian telah pulih secara signifikan dengan PDB mencapai 7,09% pada tahun 2024 dan target di atas 8% pada tahun 2025, sentimen konsumen masih berhati-hati. Masyarakat memprioritaskan pengeluaran penting dan mempertimbangkan dengan cermat sebelum melakukan pembelian besar karena dampak psikologis pascapandemi.
Kedua, tren menabung dan pertahanan finansial semakin meningkat. Meskipun suku bunga rendah, tingkat tabungan masih tinggi, mencerminkan kehati-hatian dan psikologi pencegahan risiko.
Ketiga, konsumsi bergeser ke arah nilai dan gaya hidup. Bagi banyak orang, terutama generasi muda, konsumsi tidak hanya mencerminkan kemampuan finansial tetapi juga terkait erat dengan sikap dan orientasi hidup. Tren memilih produk dengan kriteria "hijau, bersih, aman" semakin populer, mencerminkan keinginan akan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Menurut Dr. Vo Tri Thanh, ini merupakan tekanan sekaligus peluang bagi perusahaan Vietnam untuk merestrukturisasi strategi mereka dan beradaptasi dengan tuntutan pasar baru.
Forum Pemasaran dan Konsumsi Vietnam 2025 - Foto: VGP/TG
Menggabungkan perdagangan sosial dan konsumsi berkelanjutan
Salah satu tren konsumen dan pemasaran yang hangat dibahas di forum tersebut adalah perdagangan sosial.
Menurut Bapak Ta Hoai Nam, Direktur Social Commerce Novaon Group, perdagangan sosial menjadi kunci emas untuk membantu bisnis meningkatkan pendapatan dalam konteks baru. Tidak hanya terbatas pada penjualan daring, perdagangan sosial juga menciptakan ekosistem yang menghubungkan hiburan, konten, dan perdagangan.
Konsumen, terutama anak muda, mencari pengalaman berbelanja yang nyaman dan menyenangkan di mana mereka dapat berinteraksi langsung dengan penjual, berpartisipasi dalam penjualan langsung, dan mengakses beragam produk melalui media sosial. Di antara keduanya, Shopee dan TikTok Shop telah muncul sebagai dua platform terkemuka, menjadi pilihan utama konsumen saat berbelanja online dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pasar pada tahun 2025.
Tren ini menunjukkan bahwa pasar konsumen Vietnam bergeser kuat ke arah "shoppertainment", di mana perilaku konsumen tidak hanya dikaitkan dengan kebutuhan untuk membeli produk tetapi juga bagian dari pengalaman budaya digital.
Bersamaan dengan hiburan, keberlanjutan menjadi “norma baru” dalam perilaku konsumen.
Bapak Nguyen Viet Thinh, Direktur Jenderal CGS Vietnam, mengatakan: "Konsumen tidak hanya tertarik pada harga dan kualitas, tetapi juga ingin tahu bagaimana produk tersebut diproduksi, apakah ramah lingkungan, dan apakah bisnis tersebut memenuhi tanggung jawab sosial."
Hal ini memaksa bisnis untuk membangun rantai pasokan yang transparan, mengurangi emisi, dan memiliki ketertelusuran yang jelas. Strategi bisnis yang mengintegrasikan faktor lingkungan, sosial, dan keuangan secara bersamaan tidak hanya akan menciptakan keunggulan kompetitif tetapi juga memperkuat kepercayaan pelanggan dan loyalitas jangka panjang.
Kombinasi perdagangan sosial dan konsumsi berkelanjutan membuka arah baru: Produk tidak hanya perlu menarik di kanal digital, tetapi juga harus "hijau" dan bertanggung jawab. Inilah kunci bagi bisnis Vietnam untuk meningkatkan pendapatan sekaligus membangun posisi yang solid.
Menurut para ahli dan pelaku bisnis, dalam konteks pemulihan ekonomi yang kuat, konsumsi secara bertahap menjadi "indeks kepercayaan" seluruh masyarakat. Ketika pelaku bisnis mampu memadukan kreativitas, teknologi, dan keberlanjutan, pasar konsumen Vietnam tidak hanya akan menjadi pendorong pertumbuhan domestik, tetapi juga berpeluang untuk mencapai tingkat regional.
Thu Giang
Sumber: https://baochinhphu.vn/tieu-dung-xanh-so-ap-luc-va-co-hoi-tai-cau-truc-cho-doanh-nghiep-viet-102250911191221251.htm
Komentar (0)