Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Bulan masa lalu…

Akhir-akhir ini, setiap kali saya melihat foto malam sejuk diterangi cahaya bulan di pedesaan pada masa lalu, hati saya terasa nyeri karena nostalgia.

Báo Quảng NamBáo Quảng Nam22/06/2025

Kenangan itu kembali begitu jelas, seolah-olah baru semalam aku masih gadis sepuluh tahun yang memintanya mengajakku menangkap kunang-kunang dalam toples kaca, berkilauan di seluruh dunia yang ajaib. Aku membayangkan diriku menanam padi bersama Ibu di bawah sinar rembulan, angin berhembus sejuk di punggung Ibu yang bekerja keras, dan punggung mungilku. Matahari musim panas terik, dan siang hari kami tidak bisa pergi ke sawah lebih awal, jadi orang-orang di kampung halamanku masih memanfaatkan waktu untuk menanam padi, memetik kacang, dan menimba air di bawah sinar rembulan seperti itu.

Dalam ingatanku, bulan di masa lalu begitu terang dan jernih, menerangi segala sesuatu di bumi. Bulan menyinari jalan-jalan pedesaan yang panjang, burung-burung di puncak pohon belum tidur. Bulan menerangi halaman-halaman pedesaan: Nenek duduk mengunyah sirih, anak-anak bermain lompat tali, bermain kelereng, bermain kelereng, melepaskan lintah dan kura-kura... Ibu memanfaatkan kesempatan itu untuk memotong rumput liar, Ayah menyeruput teh bersama para tetangga.

Suasana damai di masa lampu minyak yang berkelap-kelip, berkat rembulan, dunia masa kecil kami menjadi gemerlap. Betapa banyak mimpi terindah dalam hidupku yang kuimpikan di bawah sinar rembulan, di samping tempat tidur gantung berayun bersama nenekku yang menyanyikan lagu-lagu daerah dan dongeng. Bangau putih di pucuk bambu terbangun kaget ketika mendengar tangisan bayi, segera mengepakkan sayapnya dan terbang menyeberangi sungai yang sunyi, kesepian di malam hari...

Banyak orang bertanya kepada saya, "Mengapa bulan tidak seterang dulu?" Apakah karena bulan semakin menjauh dari Bumi menurut hukum percepatan? Atau karena cahaya lampu jalan dan bohlam listrik kini telah menutupi cahaya bulan? Saya hanya tahu bahwa seiring bertambahnya usia, semuanya perlahan berubah.

Orang-orang tua perlahan-lahan meninggal, meninggalkan pinang kering, jeruk nipis yang tak lagi harum di bibir merah siapa pun, di ujung kebun, teralis sirih berdiri sendiri. Nenek saya meninggal, membawa serta dongeng-dongengnya ke surga. Anak-anak zaman sekarang kurang lebih telah kehilangan kepercayaan pada peri dan jin seperti kita di masa lalu. Juga karena kesibukan mencari nafkah, tak ada seorang pun yang menceritakan dongeng kepada mereka dengan tatapan kosong, dengan hati yang baik, memaafkan sepanjang hidup mereka, percaya pada kebaikan. Saya juga percaya bahwa dongeng-dongeng yang diceritakan nenek saya menjadi magis berkat cahaya bulan yang magis.

Kudengar seseorang memanggilku di bawah sinar rembulan. Teman-teman masa kecilku kini telah pergi di tengah hiruk pikuk kota. Aku rindu menyeruput teh melati yang bermandikan cahaya rembulan masa ketika rambut orang tuaku masih hijau. Aku rindu berbaring nyaman di dipan, melambaikan tangan nenekku di kipas bambu, menyanyikan lagu pengantar tidur untuk burung bangau dan kuntul. Ada kalanya nostalgiaku membuatku menangis tersedu-sedu dan berkata: "Nenek, jangan pergi, Nek/ Agar dongeng masih punya tempat untuk bersandar/ Lagu-lagu rakyat berhutang sirih dari masa lalu/ Ketika kau pergi, kau meninggalkan bintang untuk menungguku"...

Sumber: https://baoquangnam.vn/trang-cua-ngay-xua-3157197.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Anak muda pergi ke Barat Laut untuk melihat musim padi terindah tahun ini
Di musim 'berburu' rumput alang-alang di Binh Lieu
Di tengah hutan bakau Can Gio
Nelayan Quang Ngai kantongi jutaan dong setiap hari setelah menang jackpot udang

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Com lang Vong - rasa musim gugur di Hanoi

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk