Menteri Pertahanan Tiongkok menyatakan harapan untuk memperluas kerja sama angkatan laut dengan Rusia, seraya menyerukan kontribusi aktif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
Dalam pertemuan dengan Panglima Angkatan Laut Rusia Laksamana Nikolai Yevmenov di Beijing pada tanggal 3 Juli, Menteri Pertahanan Tiongkok Jenderal Senior Li Shangfu menyatakan harapan bahwa kedua pihak dapat "meningkatkan komunikasi di semua tingkatan."
"Kami berharap kedua belah pihak akan memperkuat kerja sama di semua tingkatan, secara berkala menyelenggarakan latihan gabungan, patroli, dan kompetisi, serta memperluas kerja sama praktis di bidang-bidang khusus untuk berkontribusi aktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia ," ujar Jenderal Ly.
Laksamana Yevmenov menegaskan bahwa Rusia siap untuk terus memperluas pertukaran angkatan laut dengan Tiongkok di semua tingkatan dan bersama-sama menyelenggarakan acara pelatihan penting, termasuk latihan gabungan dan patroli. Laksamana Yevmenov juga menyerukan untuk "terus meningkatkan hubungan antara militer kedua negara ke tingkat yang baru."
Kapal perusak Tiongkok Kunming dan kapal perusak Rusia Admiral Tributs bergerak di Samudra Pasifik bagian barat pada Oktober 2021. Foto: PLA
Ini adalah pertemuan tingkat tertinggi antara pejabat pertahanan Tiongkok dan Rusia sejak pemberontakan Wagner pada 24 Juni. Setelah pemberontakan tersebut, Tiongkok pada 25 Juni mengumumkan bahwa mereka "mendukung Rusia dalam menjaga stabilitas nasional dan mencapai pembangunan serta kemakmuran."
Rusia dan Tiongkok telah memperkuat kerja sama dan hubungan diplomatik mereka dalam beberapa tahun terakhir. Kemitraan strategis mereka semakin erat sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina. Tiongkok, yang mengklaim netral dalam konflik Rusia-Ukraina, baru-baru ini meningkatkan upaya diplomatik untuk menemukan solusi damai atas krisis tersebut.
Militer Rusia dan Tiongkok secara rutin mengadakan latihan gabungan. Pada 7 Juni, pesawat pengebom strategis Tu-95MS Rusia dan H-6 Tiongkok berpatroli di Laut Jepang, Laut Tiongkok Timur, dan Samudra Pasifik bagian barat selama delapan jam. Pesawat tempur Su-30SM dan Su-35S Rusia serta pesawat tempur J-11B Tiongkok mengawal pesawat pengebom tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa pesawat pengebom dan pesawat tempur kedua negara "mematuhi peraturan internasional secara ketat dan tidak melanggar wilayah udara asing" selama patroli. Kegiatan ini berada dalam kerangka Rencana Kerja Sama Militer 2023 Rusia dan Tiongkok, dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.
Nguyen Tien (Menurut RIA Novosti, AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)