Ukraina menderita banyak korban hanya dalam 24 jam, Rusia menyerang dari berbagai sisi

Tentara Ukraina kehilangan ribuan orang dalam satu hari, tentara Rusia menyerang dari berbagai front; Pokrovsk dikepung dengan ketat.

Di medan perang Rusia-Ukraina, keunggulan tentara Rusia semakin nyata. Garis depan semakin mendekati kendali Ukraina, perlawanan tentara Ukraina (AFU) semakin melemah. Tentara Rusia (RFAF) masih menggerogoti vitalitas AFU, dan kerugian harian Ukraina tak tertahankan.

Ukraina sendiri hanyalah negara berukuran sedang. Sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina, banyak penduduknya telah mengungsi ke luar negeri. Ditambah dengan pengurangan besar-besaran akibat perang selama lebih dari tiga tahun, AFU semakin terkuras tenaga kerjanya; sumber daya lainnya juga terbatas, membuat kelemahan mereka secara keseluruhan semakin nyata.

Saat ini, Pokrovsk merupakan front paling sengit di seluruh garis depan. RFAF telah menduduki lebih dari separuh kota dan mengepung pasukan pertahanan Ukraina di sana. Pada 25 Oktober, RFAF merebut kota strategis Rodinske di utara Pokrovsk, secara resmi menutup "kuali" dengan dua wilayah perkotaan, Pokrovsk dan Myrnohrad.

Di sebelah barat kota, RFAF telah melintasi jalur kereta api dan mengincar desa Grichino, menciptakan penjepitan dan pengepungan yang hanya berjarak sekitar lima kilometer. Kini, AFU tampaknya mustahil untuk mempertahankan Pokrovsk dan nasibnya hanya tinggal menunggu waktu.

RFAF tidak hanya mengepung seluruh kota, tetapi juga mengisolasi dua wilayah perkotaan Pokrovsk dan Myrnohrad, memutus garis pertahanan terpadu antara dua wilayah perkotaan tersebut, yang membuat situasi pasukan Ukraina yang bertahan di kota tersebut semakin parah.

Presiden Ukraina Zelensky sebelumnya telah memerintahkan Panglima Tertinggi AFU, Jenderal Syrsky, untuk mempertahankan Pokrovsk setidaknya hingga akhir tahun. Namun, jalur pasokan ke pasukan pertahanan Ukraina di kota itu diblokir sepenuhnya oleh RFAF, dan Rusia terus maju, menggunakan taktik pengepungan dan pembagian, yang membuat pertahanan AFU menjadi sangat sulit.

Di arah "tonjolan" Dobropilya, di bagian utara Pokrovsk, RFAF telah menstabilkan garis depan dan kini AFU tidak lagi mampu melakukan serangan balik, sementara desa Nykanorivka dan Novy Shakhove pada dasarnya telah dikuasai kembali oleh RFAF. Sementara itu, situasi di wilayah metropolitan Pokrovsk semakin memburuk.

Di front Kupyansk, titik panas kedua di medan perang Ukraina, situasinya serupa dengan Pokrovsk, dengan Grup Pasukan Barat RFAF menduduki sekitar 75% hingga 80% wilayah perkotaan. Pasukan Ukraina di sini sedang berjuang untuk mempertahankan wilayah yang tersisa.

RFAF di Kupyansk memiliki daya tembak yang unggul, UAV FPV, bom luncur, dan tembakan artileri, sehingga menyulitkan pasukan Ukraina untuk bertahan. RFAF kini telah memutus Jalan Raya 207 dan jembatan di atas Sungai Oskil, sehingga menyulitkan pasukan Ukraina di tepi timur untuk memasok, memperkuat, dan mundur.

Untuk mengatasi hal ini, AFU berupaya membangun jembatan ponton militer , tetapi jembatan tersebut hancur akibat serangan udara Rusia dan hancur berkeping-keping. Komandan RFAF jelas ingin memutus jalur vital tentara Ukraina di tepi timur Sungai Oskil. Setelah Kupyansk sepenuhnya berada di bawah kendali RFAF, tentara Ukraina di sebelah timur Sungai Oskil hanya punya dua pilihan: menyerah atau gugur dalam pertempuran.

Situasi di Lyman dan Seversk juga berbahaya, karena RFAF secara bertahap melancarkan pengepungan, dan garis pertahanan Ukraina tidak dapat lagi bertahan. RFAF tidak melancarkan serangan skala penuh terhadap Lyman, tetapi hanya menggunakan sebagian pasukannya untuk memblokade kota, sambil terus bergerak maju menuju Slavyansk dan Karamatorsk, yang menunjukkan bahwa fase selanjutnya dari target akan semakin dalam.

Situasi pertempuran di wilayah Zaporozhye juga meningkat secara signifikan. Grup Dnieper dan Grup Pasukan Timur RFAF mengoordinasikan operasi mereka untuk membentuk serangan balasan utara-selatan. Grup Dnieper merebut Kamenskoye di Sungai Dnieper dan bergerak maju ke utara, secara langsung mengancam kota Zaporozhye.

Pada saat yang sama, RFAF melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Orekhiv dan merebut Mala Tokmachka di tenggara Orekhiv, yang dianggap sebagai pintu gerbang ke Orekhiv. Setelah pintu gerbang ini hilang, Orekhiv menghadapi ancaman pengepungan.

Di wilayah Gulyai-Polye, sebelah timur Orekhiv, kelompok infanteri Rusia menyerang dari depan, sementara kelompok Vostok RFAF menyerang dari belakang. Karena di sini, AFU memiliki garis pertahanan frontal yang kuat dan sistem perbentengan yang rapat. Jika mereka menyerang dari depan, RFAF akan menderita kerugian besar, sehingga mereka menerapkan taktik serangan mendadak dari belakang.

Garis pertahanan belakang Guliai-Polye lemah dan tidak ada posisi yang kokoh; sehingga serangan mendadak dari belakang oleh tentara Rusia mengejutkan tentara Ukraina, dan situasinya pun memburuk.

Serangan serentak oleh RFAF di garis depan dan belakang telah menyebabkan potensi tempur Ukraina secara keseluruhan terus menurun, efektivitas tempur RFAF di garis depan menurun, pasokan menjadi sulit, dan inisiatif strategis yang memasuki musim dingin ini sepenuhnya jatuh ke tangan Moskow. (sumber foto: Military Review, Sina, Ukrinform).

Topwar Lihat tautan sumber

Tautan postingan asli Salin tautan

https://vi.topwar.ru/272956-vs-rf-usilivajut-kontrol-nad-pokrovskom-pererezana-glavnaja-trassa-iz-pavlograda.html

Sumber: https://khoahocdoisong.vn/ukraine-chiu-thuong-vong-lon-chi-trong-24-gio-nga-tan-cong-tren-da-mat-tran-post2149064739.html