Sekretaris Jenderal dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada sesi pembukaan sesi ketiga Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok ke-14 pada tanggal 4 Maret 2025
Di antara kerugian baru bagi Tiongkok ini adalah babak baru konflik perdagangan yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok. Hal ini merupakan niat pemerintahan AS yang baru untuk mendorong peran dan pengaruh politik dan ekonomi Tiongkok keluar dari Panama, untuk memecah belah Rusia dan Tiongkok, dan yang terbaru, niat AS untuk secara langsung maupun tidak langsung menargetkan industri galangan kapal Tiongkok demi melindungi industri AS ini. Semua langkah ini menandakan bahwa hubungan antara AS dan Tiongkok akan lebih bergejolak daripada sebelumnya, alih-alih damai di masa jabatan kedua Trump sebagai presiden.
Terdapat kontras yang sangat jelas antara pandangan dan kebijakan Bapak Trump dan rekan-rekannya terhadap Rusia dan Tiongkok, yang kemungkinan besar akan diungkapkan secara terbuka oleh pemerintahan baru AS. Tingkat keramahan AS terhadap Rusia berbanding terbalik dengan tingkat permusuhan terhadap Tiongkok. AS secara aktif semakin dekat dengan Rusia, sementara pada saat yang sama memperlebar jurang dengan Tiongkok.
Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya, tetapi pada tahap awal masa kepresidenannya saat ini, Trump tampaknya memprioritaskan kebijakan luar negerinya, bukan berurusan dengan Tiongkok secara umum dan memicu gelombang baru konflik perdagangan dengan Tiongkok khususnya. Ia justru menyesuaikan kebijakannya terhadap Rusia untuk membentuk kembali hubungan AS dengan Rusia. Hal ini juga bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia mengenai solusi politik guna mengakhiri perang di Ukraina.
Tiongkok tetapkan target pertumbuhan yang impresif meski banyak tantangan
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/ung-pho-bat-loi-moi-185250306205224366.htm






Komentar (0)