Angin utara bertiup, dan tahun pun berlalu begitu cepat. Jalan-jalan kecil, gang-gang kecil, dan angin bertiup. Tiba-tiba, aku terbangun oleh nostalgia yang masih tersisa akan rasa sup talas yang lezat, berlemak, dan aromatik.
Saat musim panen, ubi jalar dipikul di pundak warga untuk "disimpan" di sudut rumah, di bawah tempat tidur. Kadang-kadang, ketika ada tamu penting, para perempuan di pedesaan hanya perlu mengambil beberapa umbi dari bawah tempat tidur, membersihkan kulit luarnya, merebusnya, dan mencelupkannya ke dalam garam kacang.
Quang Nam punya hidangan penutup ubi jalar. Rebus dengan segenggam nasi ketan, goyangkan sumpit hingga ubi jalar lunak, lalu tambahkan gula, dan jangan lupa tambahkan sedikit jahe segar yang dihaluskan. Tuang hidangan penutup ke dalam mangkuk, aroma manis ubi jalar dan jahe menyatu.
Tapi tak ada yang bisa menandingi sup ubi bertulang. Memegang semangkuk sup ubi yang baru keluar dari oven dan menghirupnya saja sudah cukup untuk menghangatkan badan.
Cara memasak sup ubi sederhana, hanya butuh beberapa menit. Namun, untuk menghasilkan semangkuk sup yang lezat dan beraroma, memilih bahan yang tepat sangatlah penting. Hanya dengan beberapa tulang babi, beberapa ubi, dan rempah-rempah, Anda sudah mendapatkan semangkuk sup lezat untuk seluruh keluarga.
Pilihan utama para ibu rumah tangga adalah umbi yang keras dan segar, tidak memar, hancur, retak, atau terkelupas. Kupas ubi, cuci bersih, potong-potong seukuran gigitan, lalu tiriskan.
Berdasarkan pengalaman para perempuan di pedesaan, sebelum mengupas ubi, sebaiknya ubi direndam dalam air beras mendidih. Langkah ini membantu ubi terkelupas dengan mudah. Untuk tulangnya, pilihlah jenis tulang yang tepat, apakah itu tulang batang atau tulang ekor.
Dengan api kecil, tulang direbus hingga empuk, lalu kentang dimasukkan. Api harus dijaga agar tulang dan kentang empuk namun tetap utuh. Tambahkan irisan bawang bombay tipis dan beberapa tangkai ketumbar, dan seluruh keluarga akan sibuk di meja makan.
Tet masih sebulan lagi, tapi sore ini pojok pasar kaki lima penuh dengan suasana Tet kampung halaman saya, dengan banyak kacang-kacangan, kentang, dan sayuran. Jadi, tanpa ragu, saya langsung membeli satu kilogram ubi untuk dimasak sup demi memuaskan rasa rindu saya.
Meski tak tercium bau asap kayu, semangkuk sup talas hangat dan sederhana di tengah kota, wanginya sama harumnya dengan semangkuk sup kenangan di kampung halaman saya...
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/ve-an-bat-canh-cu-tu-3146395.html
Komentar (0)