Berkat kebijakan ekonomi terbuka, lingkungan investasi yang menarik, dan lokasi geografis yang strategis, Vietnam dipilih oleh perusahaan teknologi terkemuka seperti Intel, Samsung, Foxconn, dan Amkor Technology sebagai tujuan manufaktur dan perakitan semikonduktor .
Kantor berita internasional seperti Financial Times, Reuters, Bloomberg dan Wall Street Journal semuanya sangat menghargai perkembangan luar biasa industri ini di Vietnam.
Orang adalah fondasinya
Menurut Reuters , Vietnam telah menarik investasi miliaran dolar dari perusahaan-perusahaan besar di industri semikonduktor. Foxconn, produsen elektronik kontrak terbesar di dunia , telah berinvestasi $383 juta di pabrik papan sirkuit cetak di Bac Ninh.
Pabrik tersebut diharapkan memproduksi 2,79 juta produk per tahun, memperkuat posisi Vietnam dalam rantai pasokan global.
Sementara itu, Bloomberg menekankan bahwa ketika perusahaan teknologi besar berupaya mendiversifikasi rantai pasokan mereka dan mengurangi ketergantungan pada China, Vietnam telah menjadi pilihan utama berkat biaya produksi yang kompetitif dan lingkungan bisnis yang menguntungkan.
Misalnya, Intel telah menginvestasikan lebih dari $1,5 miliar di pabriknya di Kota Ho Chi Minh, menjadikannya fasilitas perakitan dan pengujian terbesar perusahaan tersebut secara global.
Vietnam memiliki tenaga kerja TI yang berkualitas dengan gaji yang sangat kompetitif dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini. Foto: SE
Surat kabar Nikkei mengomentari bahwa Vietnam telah menjadi "magnet" yang menarik perusahaan semikonduktor global berkat sumber daya manusianya yang berbakat dan biaya yang wajar.
Alchip Technologies, penyedia layanan desain chip AI terkemuka dari Taiwan (Tiongkok), memperluas tim R&D-nya di Vietnam, tempat mereka berencana membuka kantor pertamanya tahun ini.
Perusahaan tersebut kemungkinan akan meningkatkan jumlah karyawannya hingga mencapai 100 insinyur dalam waktu dua hingga tiga tahun, kata Kepala Keuangan Daniel Wang.
Menjelaskan daya tarik Vietnam, CEO dan Chairman Alchip Technologies, Johnny Shen, mengatakan, "Kumpulan talenta teknis Vietnam yang menjanjikan dan etos kerja yang kuat menjadikan Vietnam pilihan yang sangat menarik bagi kami. Kami terkesan dengan dedikasi dan komitmen para insinyur Vietnam yang bersemangat untuk belajar dan berkontribusi."
Perusahaan-perusahaan Korea Selatan juga pindah ke Vietnam, sebagian untuk mengimbangi arus keluarnya tenaga kerja dari dalam negeri. Vietnam adalah negara yang paling sering dibahas dalam diskusi antara para pemimpin bisnis dan pejabat Korea Selatan, menurut Nikkei.
Ketersediaan talenta teknologi di masa sulit dapat membantu Vietnam mencapai tujuannya untuk meningkatkan nilai rantai pasok. Marvell menggambarkan Vietnam sebagai "lokasi strategis untuk mengembangkan talenta teknis".
Brian Chen, seorang pakar di KPMG, mengatakan permintaan akan keterampilan teknis tingkat tinggi di Vietnam lebih besar daripada pasokan karena banyak perusahaan pindah ke Asia Tenggara.
Ia yakin masih banyak ruang bagi talenta untuk berkembang. Di bidang desain chip saja, ia yakin setiap perusahaan akan merekrut setidaknya 300 hingga 500 orang untuk kantornya di Vietnam.
Selain itu, dibandingkan dengan Taiwan (Tiongkok) atau Korea, produktivitas dan gaji insinyur di Vietnam juga merupakan faktor yang lebih menarik berkat efisiensi biaya.
Bapak Chen menekankan bahwa Kota Ho Chi Minh masih menjadi pilihan utama bagi perusahaan asing karena kualitas hidup dan semangatnya. Hanoi akan menjadi tujuan berikutnya.
Bank Pembangunan Asia ADB mengidentifikasi Vietnam sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat akhir-akhir ini.
Jalan di Depan
Pemerintah Vietnam telah berjanji untuk menyediakan energi dan infrastruktur yang cukup untuk mendukung pengembangan industri semikonduktor, Financial Times melaporkan.
Langkah-langkah seperti pembebasan pajak, dukungan untuk investasi infrastruktur, dan penyederhanaan prosedur administratif telah mendorong perusahaan teknologi untuk meningkatkan investasi di Vietnam.
Selain itu, Vietnam telah menerapkan Strategi Pengembangan Industri Semikonduktor untuk periode 2021-2030, yang bertujuan untuk membangun negara tersebut menjadi pusat manufaktur dan ekspor chip semikonduktor regional terkemuka.
Pemerintah juga mempromosikan kemitraan publik-swasta dan membangun zona teknologi tinggi untuk menciptakan fondasi berkelanjutan bagi industri.
Pemerintah Vietnam bermaksud untuk melatih 50.000 lebih insinyur semikonduktor pada tahun 2030 melalui kerja sama dengan perusahaan besar dan universitas bergengsi.
Program pelatihan teknis dan magang di perusahaan seperti Intel dan Samsung telah membantu banyak insinyur Vietnam mengakses teknologi tercanggih.
The Wall Street Journal menekankan bahwa faktor inti yang membantu Vietnam berhasil adalah tenaga kerjanya yang muda, dinamis, dan sangat terampil.
Lebih dari 40% lulusan universitas di Vietnam mengambil jurusan teknik, ilmu komputer, dan teknologi informasi. Hal ini menciptakan sumber daya manusia yang melimpah bagi perusahaan teknologi di masa mendatang.
“Tingginya minat mahasiswa Vietnam dan tenaga kerja terlatih di bidang teknik semikonduktor, dipadukan dengan pendanaan dan program pemerintah, akan membantu menjadikan Vietnam sebagai pusat bakat semikonduktor,” ujar Robert Li, Wakil Presiden Penjualan Synopsys untuk Taiwan (Tiongkok) dan Asia Tenggara.
Dari ulasan positif dari pers internasional, dapat dilihat bahwa Vietnam sedang dalam perjalanan untuk menjadi pusat semikonduktor terkemuka di kawasan dan dunia.
Kombinasi strategi nasional yang kuat, sumber daya manusia berkualitas tinggi, dan modal investasi berkelanjutan telah meletakkan dasar yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan industri ini.
Jika terus mempromosikan keunggulan yang ada dan mengatasi tantangan yang ada, Vietnam dapat sepenuhnya menjadi salah satu mata rantai terpenting dalam rantai pasokan semikonduktor global dalam waktu dekat.
Vietnamnet.vn
Komentar (0)