Pada pagi hari tanggal 1 April, bertempat di Gedung DPR, Badan Musyawarah Nasional (Bmus) telah melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tematik Pembentukan Undang-Undang untuk menyampaikan pendapat atas beberapa pokok pikiran yang akan disampaikan kepada DPR dalam Sidang Paripurna DPR RI ke-7 Angkatan ke-15 (Mei 2024).
Berbicara pada pembukaan pertemuan, anggota Politbiro dan Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue mengatakan bahwa diharapkan dalam dua hari kerja, Komite Tetap Majelis Nasional akan mempertimbangkan dan memberikan pendapat tentang dua kelompok masalah.
Pada kelompok isu pertama, Komite Tetap Majelis Nasional akan memberikan pendapatnya terhadap rancangan undang-undang yang akan diajukan kepada Majelis Nasional pada Sidang ke-7 untuk pertimbangan awal. Diharapkan pada Sidang ke-7 ini, 10 rancangan undang-undang akan diberikan pendapat pertamanya oleh Majelis Nasional.
Berdasarkan hasil dan kemajuan persiapan, Panitia Tetap Majelis Nasional akan memiliki dokumen untuk membahas 5 rancangan undang-undang dalam sidang ini.
Dalam kelompok ini terdapat 4 rancangan undang-undang yang akan diubah dan ditambah, yaitu: Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Orang (diubah); Undang-Undang tentang Notaris (diubah); Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya (diubah); Undang-Undang tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (diubah).
Selain itu, untuk pertama kalinya, Komite Tetap Majelis Nasional meninjau dan mengomentari rancangan Undang-Undang Pertahanan Udara Rakyat. Undang-undang ini merupakan undang-undang yang sepenuhnya baru untuk melembagakan pandangan dan kebijakan Partai tentang strategi melindungi Tanah Air dalam situasi baru, yang telah disetujui melalui Resolusi 44 tahun 2023 pada Konferensi Pusat ke-8.
Menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat , rancangan undang-undang tersebut pada umumnya harus melalui proses pengajuan, penelaahan, dan persetujuan dalam dua kali masa sidang.
Namun, terkait dengan Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya (perubahan), Resolusi 41/2023 Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang Penyesuaian Program Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah Tahun 2024 menyimpulkan: Dalam hal rancangan undang-undang ini dipersiapkan dengan mutu yang baik dan proses pembahasan di Majelis Permusyawaratan Rakyat memperoleh konsensus yang tinggi, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat akan mempertimbangkan untuk berkoordinasi dengan Pemerintah guna menyampaikannya kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan pada masa Sidang ke-7 bulan Mei 2024 sesuai tata tertib pada masa sidang pertama.
Pada kelompok masalah kedua, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat akan memberikan pendapat terhadap rancangan Keputusan Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang Jabatan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat penuh waktu di tingkat Pusat, dan Pejabat serta Pegawai Negeri Sipil yang berada di bawah wewenang Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Ketua Majelis Nasional mengatakan, mulai 1 Juli 2024 akan dilaksanakan reformasi kebijakan gaji, dan isi paling mendasar dari reformasi kebijakan gaji ini adalah membayar gaji sesuai dengan jabatan, posisi, dan jabatan pimpinan.
Menurut Ketua DPR, untuk membangun sistem skala gaji, yang pertama dibangun adalah posisi pekerjaan.
Dalam penugasan Panitia Pengarah Reformasi Gaji, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat harus mempertimbangkan dan mengeluarkan resolusi ini sebagai dasar penyusunan skala gaji.
Ruang lingkupnya meliputi anggota DPR purnawaktu yang bekerja di tingkat Pusat, pejabat yang berada di bawah kewenangan manajemen Komite Tetap DPR, Kantor DPR, Lembaga Studi Legislatif, Mahkamah Rakyat Agung, Kejaksaan Rakyat Agung, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
Ketua Majelis Nasional menyatakan bahwa setelah sidang hukum ini, Komite Tetap Majelis Nasional dapat kembali bertemu untuk memberikan pendapat atas sejumlah rancangan undang-undang dan resolusi Majelis Nasional yang akan disampaikan kepada Majelis Nasional pada sidang berikutnya. Oleh karena itu, beliau meminta Sekretaris Jenderal Majelis Nasional untuk berkoordinasi dengan Dewan Adat dan Komite-komite guna memperkuat koordinasi dengan instansi Pemerintah dan instansi pengusul agar dokumen segera siap untuk rapat dan mendapatkan tanggapan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)