Hari-hari pertama yang sulit
Pada tahun 2020, Pos Penjaga Perbatasan Ia Puch menerapkan model penanaman padi basah di lahan ujung desa Chu Ko, yang bertujuan untuk mengubah pola pikir, metode kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat di wilayah perbatasan Ia Puch, yang masih menghadapi banyak kesulitan.

Medan yang terjal, lahan yang telah lama terbengkalai, minimnya mesin, dan kebiasaan masyarakat Jrai yang hanya menanam padi gogo di daerah ini membuat perjalanan awal ini penuh tantangan. Mayor Puih Duc, Kepala Tim Mobilisasi Massal (Stasiun Penjaga Perbatasan Ia Puch), mengenang: “Saat itu, sebagian besar rumah tangga di Jrai hanya terbiasa menanam padi gogo. Ketika mendengar tentang kampanye menanam padi sawah, masyarakat khawatir bahwa bertani adalah pekerjaan yang berat dan mereka tidak yakin akan cukup makan. Namun, dengan tekad untuk membantu masyarakat memiliki kehidupan yang lebih baik, para perwira dan prajurit Stasiun tidak ragu menghadapi kesulitan dalam melaksanakannya. Awalnya, kami bergiliran turun ke desa untuk melakukan mobilisasi. Setelah masyarakat setuju, para prajurit dan warga langsung mereklamasi lahan, mengambil air dari sungai, dan memilih benih yang cocok untuk ditanam. Kami juga menggandeng tangan mereka dan memandu mereka melalui langkah-langkah mulai dari merendam dan menetaskan benih, mengolah tanah, menyiangi, hingga mengendalikan hama.”
Bapak Siu Kim (Desa Chu Ko), seorang pelopor model ini, berbagi: “Awalnya, semua orang skeptis. Saya pikir para tentara menunjukkan cara baru untuk menghindari kelaparan, jadi kami mencobanya, dan jika tidak berhasil, kami tidak akan rugi apa pun. Tak disangka, panen padi pertama menghasilkan beras untuk keluarga kami sepanjang tahun. Keberhasilan itu membangun kepercayaan diri, menyebar ke banyak rumah tangga, dan mendorong orang-orang untuk berani mendengarkan Penjaga Perbatasan dan berpartisipasi dalam bercocok tanam padi.”
Menurut Letnan Kolonel Phan Cong Thang, Komisaris Politik Pos Penjaga Perbatasan Ia Puch, "Pada tahun 2020, unit tersebut menerapkan model tersebut di Desa Chu Ko. Pada tahun 2022, berdasarkan hasil awal, unit tersebut berkoordinasi dengan Komite Rakyat Komune untuk mengajak para pelaku usaha ikut meratakan tanah guna memperluas area dan mendukung varietas padi. Berkat hal tersebut, model penanaman padi sawah mencapai hasil yang melampaui harapan. Saat ini, para perwira dan prajurit Pos terus mendukung masyarakat dalam berproduksi, berkontribusi dalam memperkuat hubungan militer-sipil di perbatasan Tanah Air."
Kemakmuran di daerah perbatasan
Inisiatif menanam padi di daerah perbatasan telah membuktikan nilai abadinya: tidak hanya membantu masyarakat mencapai kesejahteraan, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh bagi hati rakyat. Sawah-sawah keemasan saat ini adalah hasil solidaritas antara tentara dan rakyat, dan merupakan tumpuan untuk melindungi setiap jengkal tanah suci Tanah Air.

Jika pada awal proyek hanya ada 3 rumah tangga yang menanam padi sawah seluas 0,6 hektar, kini ada 18 rumah tangga yang berpartisipasi dengan luas hampir 8 hektar. Hasil panennya 5-6 ton/ha, 5 kali lebih tinggi daripada padi gogo. Bapak Ro Mah Thiet (Desa Chu Ko) berkata: "Awalnya, saya khawatir usaha ini akan sia-sia, tetapi Penjaga Perbatasan datang setiap hari untuk membimbing saya. Sekarang, sawah saya benar-benar berbeda, keluarga saya memiliki beras untuk dimakan sepanjang tahun, tidak lagi khawatir kelaparan. Kami juga menjual beras untuk menabung guna membeli TV dan sepeda motor."
Ibu Siu Bin (desa yang sama) berbagi: “Berkat perhatian pemerintah, pelaku usaha, dan Garda Perbatasan, penduduk desa telah terbiasa menanam padi sawah. Lahan semakin luas, dengan banyak rumah tangga mencapai hasil panen 6-7 ton/ha/tanam. Padi sawah dua kali tanam tidak hanya menjamin ketersediaan pangan tetapi juga membawa kesejahteraan. Penduduk desa sangat berterima kasih kepada para perwira dan prajurit di Pos Garda Perbatasan Ia Puch. Selain mendukung kegiatan bercocok tanam, para prajurit juga mengajarkan penduduk desa cara menggunakan bajak dan pompa. Selama masa produksi atau panen, para prajurit bergantian membantu penduduk desa.”
Letnan Kolonel Ngon Ngoc Cuong, Kepala Pos Penjaga Perbatasan Ia Puch, menegaskan: “Membantu masyarakat mengembangkan produksi, terutama budidaya padi, bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga merupakan rasa sayang penjaga perbatasan kepada masyarakat di perbatasan. Membantu masyarakat keluar dari kemiskinan dan menikmati kehidupan yang sejahtera adalah cara kita melindungi perbatasan dari lubuk hati masyarakat. Keringat ratusan perwira dan prajurit yang bercucuran di ladang telah membantu perluasan lahan Chu Ko, membangkitkan keyakinan akan mata pencaharian jangka panjang. Saat ini, unit tersebut sedang melakukan survei untuk memobilisasi lebih banyak rumah tangga agar berpartisipasi, memperluas model, dan berkontribusi dalam mengubah wajah pedesaan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.”
Sumber: https://baogialai.com.vn/xay-the-tran-long-dan-tu-mo-hinh-trong-lua-nuoc-post564754.html
Komentar (0)