Xiaomi akan mengembangkan chip seluler untuk digunakan di telepon pintar mendatang, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada pemasok seperti Qualcomm dan MediaTek.
Bloomberg mengutip sumber anonim yang mengatakan bahwa chip yang dikembangkan sendiri ini akan membantu Xiaomi menjadi lebih proaktif dan membedakan diri di pasar Android. Produksi massal chip ini diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025.
Xiaomi bergabung dengan daftar perusahaan teknologi besar yang terus bertambah yang berinvestasi di semikonduktor, yang menjadi fokus perseteruan Beijing dengan Washington. Para pejabat Tiongkok telah berulang kali meminta perusahaan domestik untuk mengurangi ketergantungan mereka pada mitra asing sebisa mungkin. Langkah Xiaomi ini dapat membantu mencapai tujuan tersebut.
Bagi Xiaomi, ini menandai terobosan ke sektor teknologi tinggi lainnya. Perusahaan ini sebelumnya telah berinvestasi besar-besaran di mobil listrik.
Namun, menurut Bloomberg , memasuki pasar chip seluler bukanlah tugas yang mudah. Intel, Nvidia, atau Oppo semuanya gagal. Hanya Apple dan Google yang berhasil mengalihkan semua produk mereka ke chip yang dirancang sendiri. Bahkan "perusahaan besar" seperti Samsung terpaksa mengandalkan chip Qualcomm karena kinerja dan konektivitas jaringan yang lebih baik.
Mengembangkan keahlian chip akan membantu Xiaomi dalam menciptakan mobil listrik yang lebih cerdas. Pendirinya, Lei Jun, pernah mengungkapkan bahwa alasan perusahaan memasuki bidang baru ini adalah ketakutan akan sanksi AS.
Xiaomi akan menginvestasikan sekitar 30 miliar yuan ($4,1 miliar) dalam R&D pada tahun 2025, naik dari 24 miliar yuan tahun ini, menurut Bapak Lei. Perusahaan akan berfokus pada teknologi inti seperti AI, sistem operasi, dan chip.
(Menurut Bloomberg)
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/xiaomi-phat-trien-chip-di-dong-rieng-2346014.html
Komentar (0)