
Vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Menurut AstraZeneca, perusahaan tersebut juga akan mencabut izin pemasaran vaksin Vaxzevria di Eropa.
"Karena berbagai versi vaksin telah dikembangkan untuk melindungi dari varian virus penyebab COVID-19, kini terdapat kelebihan vaksin modifikasi yang tersedia," ujar AstraZeneca dalam sebuah pernyataan. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan Vaxzevria, yang tidak lagi diproduksi atau dipasok ke pasar, kata AstraZeneca.
AstraZeneca saat ini sedang menghadapi gugatan class action, di mana vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris-Swedia ini bekerja sama dengan Universitas Oxford (Inggris) diduga telah menyebabkan kematian dan cedera serius pada puluhan pengguna. Meskipun membantah tuduhan tersebut, dalam dokumen hukum yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada bulan Februari, perusahaan tersebut mengakui bahwa dalam kasus yang sangat jarang, vaksin tersebut dapat menyebabkan trombosis vena dengan sindrom trombositopenia (TTS). AstraZeneca juga mencatat bahwa TTS masih dapat terjadi tanpa vaksin perusahaan tersebut atau saat menerima vaksin lain. AstraZeneca menekankan bahwa bukti ahli diperlukan untuk menentukan penyebabnya dalam setiap kasus.
Studi independen menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca efektif melindungi banyak orang selama pandemi COVID-19, menyelamatkan lebih dari 6 juta jiwa di seluruh dunia pada tahun pertama peluncurannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin ini aman dan efektif untuk semua orang berusia 18 tahun ke atas, dan efek samping yang menyebabkan tindakan hukum "sangat jarang".
Menurut Telegraph, keputusan untuk menarik vaksin AstraZeneca berlaku mulai 7 Mei.
AstraZeneca kini berfokus pada pengembangan vaksin virus pernapasan sinsitial (RSV) dan obat obesitas, setelah pertumbuhannya melambat karena penurunan penjualan pengobatan COVID-19.
Sumber
Komentar (0)