Pada 7 Juli, Prancis menyelenggarakan putaran kedua pemilihan parlemen , memilih 501 anggota tersisa dari 577 kursi. Ini merupakan putaran penentu dalam pemilihan parlemen awal.
Sekitar 49,5 juta pemilih terdaftar untuk memilih pada putaran kedua pemilihan Majelis Nasional Prancis. (Sumber: Reuters) |
Pemilu Majelis Nasional Prancis (Majelis Rendah) akan menentukan pemenangnya, yakni tiga blok politik terbesar, yaitu partai National Rally (RN) dan sekutunya, aliansi New Popular Front (NFP), dan aliansi tengah-kiri Presiden Emmanuel Macron yang akan berakhir masa jabatannya.
Sekitar 49,5 juta pemilih terdaftar untuk memilih di putaran kedua. Lebih dari 1.000 kandidat bersaing memperebutkan 501 kursi tersisa dari 577 kursi di Majelis Nasional, setelah 76 kandidat terpilih di putaran pertama.
Putaran pertama pemilihan umum pada 30 Juni, yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis, menunjukkan bahwa partai sayap kanan ekstrem National Rally (RN) memimpin dengan 37 kursi. NFP menyusul dengan 32 kursi, sementara aliansi kiri-tengah Presiden petahana Macron hanya memenangkan 2 kursi.
Menurut survei yang dirilis oleh firma konsultan Elabe pada 5 Juli, sekitar 33% responden survei Prancis mengatakan mereka menginginkan RN memenangkan kursi terbanyak di DPR dalam pemilihan ini. Sementara itu, persentase dukungan untuk NFP dan aliansi Presiden Macron masing-masing adalah 24% dan 18%.
Sebelumnya, koalisi kiri-tengah Presiden Macron telah bekerja sama dengan koalisi sayap kiri untuk mencegah sayap kanan ekstrem meraih mayoritas absolut di Majelis Nasional. Akibatnya, lebih dari 200 kandidat sayap kiri dan sentris mengundurkan diri dari pencalonan pada putaran kedua pemilihan, untuk mencegah kemenangan RN.
Partai mana pun yang ingin membentuk pemerintahan membutuhkan mayoritas absolut 289 kursi di parlemen yang beranggotakan 577 orang. Proyeksi terbaru menunjukkan bahwa RN akan memenangkan kursi terbanyak di parlemen, tetapi bukan mayoritas absolut.
Tn. Macron sebelumnya mengatakan ia akan melanjutkan masa jabatan keduanya hingga akhir tahun 2027, terlepas dari partai mana yang memenangkan pemilihan legislatif ini.
Sebelumnya, karena kekhawatiran tentang kemungkinan kekerasan setelah pengumuman hasil pemilu, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan akan mengerahkan 30.000 polisi dan polisi di tempat pemungutan suara, termasuk 5.000 staf di ibu kota dan pinggiran kota Paris.
Tempat pemungutan suara (TPS) dibuka pukul 08.00 waktu setempat pada 7 Juli dan ditutup pukul 18.00 di kota-kota besar seperti Paris, Lyon, dan Marseille. TPS di kota-kota besar seperti Paris, Lyon, dan Marseille akan ditutup lebih lambat, yaitu pukul 20.00 waktu setempat.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/bau-cu-quoc-hoi-phap-tien-hanh-vong-hai-277815.html
Komentar (0)