Hilangkan disiplin yang keras
Pada tanggal 15 September, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengeluarkan Surat Edaran No. 19 yang mengatur tentang penghargaan dan disiplin bagi peserta didik di lembaga pendidikan, yang secara tegas melarang sekolah menggunakan tindakan disiplin yang bersifat kekerasan, menghina martabat, dan memengaruhi kesehatan fisik dan mental peserta didik.
Surat Edaran tersebut membagi tindakan disipliner siswa berdasarkan jenjang sekolah. Dengan demikian, untuk siswa sekolah dasar, hanya ada dua tindakan: Peringatan dan permintaan maaf. Untuk siswa di luar sekolah dasar, hanya ada tiga tindakan: Peringatan, kritik, dan permintaan untuk menulis kritik diri.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah menghapuskan sepenuhnya bentuk-bentuk kedisiplinan siswa yang ketat seperti: teguran di hadapan dewan disiplin, peringatan di hadapan seluruh sekolah, pengeluaran selama satu minggu, pengeluaran selama satu tahun.
Menanggapi pers tersebut, Bapak Hoang Duc Minh menyampaikan bahwa Surat Edaran Nomor 19 tersebut menetapkan prinsip-prinsip pelaksanaan yang spesifik, yaitu: pemberian penghargaan dan pendisiplinan peserta didik harus menjamin nilai-nilai edukatif dan kemanusiaan, demi kemajuan peserta didik; mendorong desentralisasi, pendelegasian wewenang, peningkatan otonomi dan tanggung jawab diri sekolah, kepala sekolah, dan guru; menjamin adanya koordinasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam pemberian penghargaan dan pendisiplinan peserta didik; melaksanakan dengan baik dan sepenuhnya fungsi, tugas, dan wewenang sekolah dalam pemberian penghargaan dan pendisiplinan peserta didik.

Bapak Hoang Duc Minh, Direktur Departemen Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan. (Foto: Kementerian Pendidikan dan Pelatihan)
Surat Edaran ini tidak mewajibkan pencatatan data siswa bagi siswa yang dikenakan tindakan disiplin. Namun, surat edaran ini tetap menetapkan bahwa "kritik diri siswa disimpan dalam catatan sekolah" (bagi siswa yang tidak berada di sekolah dasar). Konten ini akan digunakan dalam manajemen, pemantauan, dan pendidikan siswa selama masa studi mereka di sekolah.
Terkait dengan anggapan bahwa penghapusan total bentuk disiplin yang ketat dapat menimbulkan kesulitan dalam mengelola siswa di sekolah, menurut Bapak Minh, mendidik siswa bukan hanya sesuatu yang dapat dilakukan oleh sektor pendidikan.
Untuk mendidik siswa secara efektif dibutuhkan koordinasi yang erat antara keluarga, sekolah dan masyarakat.
Perlu juga ditegaskan bahwa lingkungan pendidikan juga tunduk pada batasan sistem hukum yang berlaku, baik bagi administrator, guru, maupun siswa. Oleh karena itu, untuk setiap pelanggaran hukum, tergantung pada sifat, tingkat, dan akibatnya, setiap individu harus tunduk pada bentuk penanganan sesuai ketentuan hukum, seperti hukum pidana, hukum peradilan anak, dan hukum lainnya yang berlaku.
Penangguhan dan pengusiran tidaklah tepat.
Direktur Departemen Kemahasiswaan menegaskan bahwa Surat Edaran 19 berubah dari bentuk disiplin yang ketat untuk melihat pendidikan siswa, disiplin untuk membantu siswa maju, kesadaran diri dan perubahan, bukan disiplin untuk mendorong siswa keluar dari lingkungan pendidikan.
Penangguhan dan pengusiran dari sekolah tidak pantas bagi siswa seusianya. Keputusan tersebut lebih merupakan keputusan administratif daripada kegiatan pendidikan, dan menimbulkan risiko tinggi mendorong mereka melakukan tindak pidana karena kurangnya pendidikan dari sekolah maupun keluarga.
Oleh karena itu, setiap guru harus berdedikasi pada profesi keguruan, memperlakukan siswa seperti anak sendiri, dan menjunjung tinggi etika mengajar. Pada saat yang sama, perlu ada langkah-langkah dan metode pedagogis yang tepat untuk menangani masalah-masalah yang dapat mengarah pada tindakan yang merugikan jiwa dan raga guru.
Untuk menyeimbangkan disiplin, pencegahan, dan kemanusiaan di dalam kelas, setiap guru, selain bersemangat dalam profesinya, juga perlu menganggap siswa sebagai anak mereka sendiri dan menjaga etika guru, memperlakukan mereka dengan adil, memahami, dan mendampingi mereka. Selain itu, tanggung jawab bersama antara departemen, masyarakat, dan orang tua siswa tentu akan memenuhi harapan tersebut.
Sumber: https://vtcnews.vn/bo-gd-dt-dinh-chi-duoi-hoc-co-nguy-co-day-cac-em-vao-duong-pham-toi-ar966651.html
Komentar (0)