Menurut koresponden Kantor Berita Vietnam di Indonesia, para ilmuwan konservasi percaya bahwa penemuan anak hiu paus, yang berusia sekitar empat bulan, di Teluk Saleh, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia, merupakan langkah maju yang signifikan dalam studi global tentang hiu paus.
Edy Setyawan, seorang ahli konservasi dari Institut Ikan Bertulang Rawan Indonesia, menekankan bahwa penampakan anak hiu paus di alam liar merupakan fenomena yang sangat langka.
Setiap penemuan baru berkontribusi pada data ilmiah global, memberikan petunjuk penting tentang tempat berkembang biak dan tahap awal kehidupan spesies hiu terbesar di dunia .
Pakar konservasi tersebut juga menyatakan bahwa Teluk Saleh dianggap sebagai tempat potensial berkembang biak hiu paus, tetapi diperlukan lebih banyak bukti ilmiah sebelum dapat secara resmi dikonfirmasi sebagai area berkembang biak atau pembibitan untuk spesies ini.
Sebelumnya, pada Agustus 2024, para nelayan di bagian timur Teluk Saleh melaporkan lima penampakan hiu paus kecil, yang diperkirakan berukuran sekitar 1,2–1,5 meter.
Pada tanggal 6 September 2024, seekor bayi hiu paus, dengan panjang sekitar 1,35–1,45 meter, secara tidak sengaja terperangkap dalam jaring ikan. Para nelayan untuk sementara menempatkannya dalam kotak styrofoam berisi air laut agar para peneliti dapat mengukur dan menentukan ukuran pastinya sebelum melepaskannya kembali ke laut.
Ini adalah penampakan pertama yang dikonfirmasi dari seekor bayi hiu paus di Indonesia, salah satu hiu paus yang berenang bebas terkecil yang pernah tercatat di dunia.
Temuan ini memperkuat hipotesis bahwa Teluk Saleh mungkin pernah berfungsi sebagai area perkembangbiakan dan pembibitan awal bagi hiu paus, sehingga menyoroti nilai ekologis unik area tersebut untuk tahap awal kehidupan spesies ini.
Para ilmuwan juga sangat menghargai peran masyarakat setempat, terutama nelayan, dalam memantau dan memberikan informasi, sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap penelitian dan konservasi spesies hiu paus yang terancam punah.
Conservation Indonesia (KI) dan para mitranya bekerja sama dengan otoritas lokal untuk mempromosikan pembentukan Kawasan Perlindungan Laut (MPA) pertama di Indonesia yang berfokus pada hiu paus di Teluk Saleh.
Mochamad Iqbal Herwata Putra, direktur senior KI, mengatakan penemuan anak hiu paus tersebut memperkuat dasar ilmiah untuk perlindungan resmi wilayah tersebut.
Menurut para ahli, anak hiu paus di Teluk Saleh menghadapi berbagai ancaman, termasuk risiko terjerat alat tangkap ikan, memburuknya kualitas air akibat aktivitas pesisir, dan meningkatnya kepadatan kapal.
Memastikan tingkat kelangsungan hidup awal dianggap sangat penting untuk masa depan populasi hiu paus global.
Ke depannya, KI berencana untuk memperluas program pemantauannya, memperkuat sistem pelaporan berbasis komunitas, dan mempromosikan rencana untuk membangun kawasan lindung laut guna melindungi hiu paus sekaligus mendukung mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/buoc-tien-quan-important-trong-nghien-cuu-ca-map-voi-toan-cau-post1083951.vnp






Komentar (0)