Organisasi media besar seperti News Media Alliance, yang memiliki hampir 2.000 publikasi di AS, dan Dewan Penerbit Eropa telah membahas kerangka kerja yang memungkinkan perusahaan media untuk "bernegosiasi bersama" dengan operator model AI mengenai eksploitasi dan penggunaan kekayaan intelektual yang dilindungi hak cipta.
Foto: Reuters
"AI inovatif dan model bahasa skala besar... sering menyebarkan konten dan informasi tersebut kepada pengguna tanpa pernah menyebutkan atau memberikan penghargaan kepada pencipta aslinya. Praktik-praktik ini merusak model bisnis inti industri media," demikian bunyi surat tersebut.
Layanan seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google telah menyebabkan lonjakan konten online yang dihasilkan oleh chatbot, dan beberapa industri sedang menilai dampak ledakan AI terhadap bisnis mereka.
Sebagian besar aplikasi tidak mengungkapkan kumpulan data masukan yang mereka gunakan untuk melatih model mereka, hanya menyatakan bahwa mereka menggunakan kumpulan data yang terdiri dari miliaran informasi yang dikumpulkan dari internet, termasuk konten dari situs web berita.
Berbagai negara di seluruh dunia masih mempertimbangkan aturan untuk mengatur penggunaan AI. Tahun ini, AS juga sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang yang disebut Journalism Preservation and Competition Act, yang akan memungkinkan lembaga penyiaran dan penerbit berita dengan kurang dari 1.500 karyawan tetap untuk menegosiasikan tarif iklan dengan Google dan Facebook.
Sementara itu, perusahaan berita juga mulai bereksperimen dengan aplikasi AI umum dan menegosiasikan kesepakatan dengan perusahaan teknologi untuk menukar pustaka konten mereka dengan pelatihan model AI umum khusus.
Associated Press (AP) telah menandatangani perjanjian dengan OpenAI untuk mendapatkan lisensi akses ke sebagian arsipnya sebagai imbalan atas penggunaan teknologi AI umum perusahaan tersebut dalam operasi berita dan bisnis tertentu.
Hoang Ton (menurut Reuters)
Sumber







Komentar (0)