
Pada sesi diskusi sosial -ekonomi Majelis Nasional pada pagi hari tanggal 30 Oktober, Menteri Kesehatan Dao Hong Lan memberikan pidato yang menjelaskan dan mengklarifikasi pendapat yang dikemukakan oleh para deputi Majelis Nasional, termasuk masalah memastikan lingkungan kerja yang aman dan efektif bagi staf medis dalam menghadapi kasus-kasus kekerasan yang mengkhawatirkan akhir-akhir ini.
Menteri Dao Hong Lan menegaskan bahwa situasi kekerasan terhadap tenaga medis di fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis telah menjadi isu yang "panas" sejak lama. Insiden kekerasan ini tidak hanya berdampak serius pada keamanan dan keselamatan rumah sakit, tetapi juga secara langsung mengancam kesehatan dan nyawa tenaga medis, pasien, dan kerabat mereka, yang menyebabkan kemarahan publik, trauma psikologis, dan menurunkan semangat kerja tenaga medis.
Menurut Menteri, untuk meminimalkan situasi ini, sektor kesehatan telah berupaya keras untuk menerapkan berbagai solusi dalam beberapa waktu terakhir. Khususnya, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan peraturan tentang koordinasi dengan Kementerian Keamanan Publik dalam memastikan keamanan dan ketertiban di fasilitas kesehatan; peningkatan dukungan untuk fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis; pengurangan beban rumah sakit; peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pasien.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memperkuat koordinasi dengan otoritas setempat ketika terjadi insiden kekerasan, dan dengan tegas menuntut penanganan pelanggaran yang tegas. Yang terpenting, perlu diberikan saran tentang penyempurnaan mekanisme dan kebijakan terkait penanganan tindakan kekerasan untuk mengancam tenaga medis saat bertugas.
Menteri menambahkan bahwa baru-baru ini, ketika menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Pemeriksaan dan Pengobatan Kesehatan Tahun 2023, Kementerian Kesehatan, dalam proses pengajuannya kepada Pemerintah dan DPR, mengusulkan penambahan peraturan tentang jaminan keamanan dan keselamatan rumah sakit. Pasal 7 undang-undang tersebut juga memuat peraturan terkait.
"Saat itu, kami sangat menginginkan solusi yang lebih kuat, khususnya mengingat tindakan penganiayaan terhadap tenaga medis saat bertugas sebagai bentuk perlawanan terhadap petugas medis yang sedang bertugas. Namun sayangnya, Undang-Undang Pemeriksaan dan Perawatan Medis tahun 2023 belum memuat hal tersebut," ujar Menteri Dao Hong Lan.
Menteri mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, situasi kekerasan terhadap tenaga medis tidak menurun, malah meningkat dan menjadi lebih serius. Pada tahun 2025 saja, terdapat 6 kasus kekerasan terhadap tenaga medis, yang terbaru terjadi di Rumah Sakit Obstetri dan Pediatri Nghe An, yang memicu kekhawatiran dan bagaikan "kesabaran terakhir".

"Perawat kami, Nguyen Thi Trang, ditikam 11 kali, termasuk satu kali yang menembus paru-parunya, yang mengancam nyawanya. Kami yakin bahwa tanpa tindakan yang lebih tegas, penganiayaan ini tidak akan berhenti," Menteri memperingatkan.
Mengatakan bahwa kasus-kasus kekerasan tersebut telah membuat marah masyarakat dan membuat marah pejabat serta pegawai sektor kesehatan, Menteri mengatakan bahwa penanganan yang tegas sesuai dengan ketentuan hukum masih belum benar-benar memuaskan.
Dari situ, Panglima TNI menyampaikan keinginannya agar Majelis Nasional mempertimbangkan penambahan Resolusi tersebut dengan isi: "Penyerangan terhadap tenaga medis yang sedang bertugas memeriksa, merawat, dan menyelamatkan nyawa orang adalah tindakan perlawanan terhadap orang yang sedang bertugas."
Menteri Dao Hong Lan juga menekankan bahwa para tenaga kesehatan sangat mengharapkan simpati, berbagi, dan dukungan Anda. "Dalam situasi apa pun, ketika menjalankan tugas penyelamatan jiwa, memastikan kondisi kerja yang aman harus menjadi prioritas utama, karena hal ini tidak hanya memengaruhi tenaga kesehatan tetapi juga berkaitan langsung dengan nyawa pasien yang dirawat," tegas Menteri.
Sumber: https://nhandan.vn/can-coi-hanh-vi-hanh-hung-nhan-vien-y-te-la-chong-nguoi-thi-hanh-cong-vu-post919174.html






Komentar (0)