Berlari ke ladang dan memungut harta karun langka ternyata benar adanya. Kisah tak biasa berikut ini adalah buktinya.
Pada bulan September 1962, di Desa Dai Xuyen, Distrik Huu Ngoc, Kota Soc Chau (Provinsi Shanxi, Tiongkok), sebuah kejadian aneh terjadi. Saat itu juga sedang musim panen padi. Oleh karena itu, sepulang sekolah, anak-anak desa akan pergi ke ladang untuk memungut padi yang tertinggal oleh orang dewasa. Di antara anak-anak desa, seorang anak laki-laki bernama Truong (12 tahun) adalah yang paling rajin dan memungut padi terbanyak.
Anak laki-laki bernama Truong dan teman-temannya di desa sering pergi memungut padi sepulang sekolah.
Namun, anak laki-laki bermarga Truong itu menghadapi masalah: ia memungut terlalu banyak beras di ladang dan tidak bisa membawanya pulang sekaligus. Maka, ia berencana mencari tempat untuk menyembunyikan beras itu dan kembali keesokan harinya.
Ketika anak laki-laki itu memutuskan untuk menyembunyikan padi di selokan tak jauh dari ladang, sesuatu yang tak terduga terjadi. Ia melihat 3 pot tembaga teronggok di luar karena hujan deras semalam sebelumnya. Ia mengira pot-pot aneh ini bisa dijual, jadi ia memungutnya dan membawanya pulang. Ketika kabar tentang anak laki-laki bernama Truong yang memungut 3 pot tembaga aneh itu terdengar, para petani di desa mengira ada harta karun di daerah itu, sehingga mereka mengambil sekop untuk mencari harta karun tersebut.
Mendengar seorang anak laki-laki berusia 12 tahun menemukan tiga pot perunggu, penduduk desa bergegas mencari barang antik tersebut.
Mendengar kabar tersebut, kepala desa segera berlari ke lapangan untuk menghentikan penduduk desa dan melaporkannya kepada Badan Pengelola Peninggalan Budaya setempat. Begitu menerima kabar tersebut, para ahli bergegas ke lokasi kejadian. Setelah pemeriksaan yang cermat, para ahli menyimpulkan bahwa tempat bocah berusia 12 tahun itu mengambil 3 pot tersebut dulunya adalah sebuah tungku pembakaran kuno.
Pihak berwenang dan para ahli setempat telah mendesak masyarakat untuk menyerahkan artefak yang ditemukan, termasuk tiga pot perunggu yang secara tidak sengaja diambil oleh anak laki-laki itu.
Khususnya, di antara sekian banyak benda yang digali, terdapat sebuah botol anggur yang sangat canggih. Sejak awal, botol ini telah menarik perhatian para ahli. Botol perunggu tersebut diukir dengan indah, dihiasi banyak gambar sapi, kuda, dan domba... Menurut prasasti di badan botol anggur, barang antik ini memiliki berat 12 kg, dan dibuat pada tahun ke-3 pemerintahan He Ping. He Ping adalah nama masa pemerintahan Kaisar Cheng dari Han, Liu Ao (51 SM - 7 SM), kaisar ke-12 Dinasti Han. Tahun ke-3 pemerintahan He Ping jatuh pada tahun 26 SM. Ini berarti bahwa botol ini merupakan peninggalan budaya dari Dinasti Han.
Para ahli menemukan rubah berekor sembilan, apa kebenarannya?
Kemudian, ketika mempelajari pola-pola hewan pada guci anggur, para ahli menemukan hewan berbentuk aneh pada relik tersebut, menyerupai rubah. Namun, rubah ini memiliki 9 ekor. Faktanya, rubah tersebut memiliki 8 ekor yang tumbuh di bawah 1 ekor besar.
Melihat pola ini, banyak orang akan berpikir bahwa rubah berekor sembilan (rubah berekor sembilan atau rubah berekor sembilan) benar-benar ada. Menurut para ahli, rubah berekor sembilan sebenarnya hanyalah hewan legendaris. Meskipun rubah berekor sembilan muncul di botol anggur perunggu ini, kita tidak dapat menggunakannya sebagai dasar untuk mempercayai keberadaan hewan ini.
Dari sudut pandang ilmiah , gambar rubah berekor sembilan pada botol anggur kuno ini kemungkinan besar adalah rubah liar. Rubah ini telah hidup di alam liar untuk waktu yang lama, dan karena tidak dirawat dengan baik, ekornya menjadi panjang dan tidak rapi. Hal ini membuat generasi selanjutnya keliru mengira bahwa itu adalah rubah berekor sembilan.
Gambar rubah berekor sembilan pada vas kuno mengejutkan para ahli.
Rubah adalah hewan yang sangat cerdas. Karena kemampuan menyerangnya yang tidak kuat, banyak orang percaya bahwa untuk bertahan hidup di alam yang keras, mereka seringkali sangat licik dan fleksibel. Menurut legenda, jika mereka berkultivasi hingga menumbuhkan 3 ekor, mereka akan berubah menjadi iblis rubah. Ketika mereka menumbuhkan 6 ekor, mereka akan berubah menjadi iblis rubah, dan 9 ekor akan menjadi rubah surgawi dan dapat berubah menjadi manusia.
Guci anggur perunggu ini diakui sebagai harta nasional dan dipajang di Museum Provinsi Shanxi. Harta karun perunggu ini memberikan banyak informasi penelitian bagi para ahli tentang bagaimana manusia purba hidup selaras dengan alam dan mengungkap banyak ciri budaya serta tangan terampil para pengrajin lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
(Sumber: Wanita Vietnam)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)