Menurut The World Factbook, 10 negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk terendah di Eropa pada tahun 2024 meliputi Latvia (-1,14%), Lithuania (-1,05%), Polandia (-1%), Rumania (-0,94%), Estonia (-0,76%), Bulgaria (-0,66%), Serbia (-0,61%), Moldova (-0,58%), Kroasia (-0,46%) dan Montenegro (-0,44%).
Penurunan populasi ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan antara kelahiran dan kematian tetapi juga karena emigrasi ke luar negeri.
Ilustrasi: AI
Eropa menghadapi tingkat kelahiran yang sangat rendah. Meskipun tingkat kesuburan minimum untuk mempertahankan populasi adalah 2,1 anak per perempuan, rata-rata perempuan Eropa hanya melahirkan 1,52 anak.
Eropa Timur paling terdampak karena kaum muda berbondong-bondong meninggalkan tanah air mereka ke negara-negara yang lebih kaya untuk mencari peluang. Migrasi adalah alasan utama penurunan populasi, menurut Tomas Sobotka, seorang pakar. Kebanyakan dari mereka berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet, yang memiliki pendapatan lebih rendah dan tingkat kematian lebih tinggi daripada Eropa Barat.
Poonam Muttreja, direktur Population Foundation of India, mengatakan bahwa negara-negara seperti Latvia dan Lithuania mengalami "tantangan demografi ganda" berupa tingkat kelahiran yang sangat rendah dan migrasi besar-besaran.
Dia mengatakan ketidakstabilan setelah jatuhnya komunisme mengganggu kebijakan kependudukan, menyebabkan banyak anak muda bermigrasi ke barat untuk mencari peluang yang lebih baik, yang mengakibatkan menyusutnya tenaga kerja dan populasi yang menua dengan cepat.
Namun, tidak semua negara mengalami nasib yang sama. Beberapa negara, seperti Inggris, Austria, dan Swedia, mengalami pertumbuhan populasi akibat imigrasi. Spanyol bahkan mengalami peningkatan angka kelahiran untuk pertama kalinya dalam satu dekade, dengan 1.378 kelahiran lebih banyak pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini dapat disebabkan oleh gelombang imigrasi dari Amerika Latin, populasi yang diyakini terintegrasi lebih baik daripada komunitas migran lain di Eropa, menurut demografer Anne Goujon.
Imigrasi mungkin menjadi solusi bagi penurunan populasi, tetapi para ahli mengatakan hal itu tidak cukup untuk menyelesaikan masalah sepenuhnya. Selain tantangan demografis, terdapat juga faktor politik karena banyak negara Eropa menjadi lebih ketat dalam hal imigrasi.
Ngoc Anh (menurut Newsweek, Euronews)
Sumber: https://www.congluan.vn/chau-au-lao-dao-vi-khung-hoang-dan-so-dong-au-doi-mat-voi-thach-thuc-kep-post340739.html
Komentar (0)