Kegembiraan yang tak terduga dari gelar lulusan terbaik
"Ketika saya mendengar bahwa saya adalah penjaga gawangnya, saya sangat gembira dan juga sedikit terkejut," ungkap Hanh.
Hanh mengatakan bahwa begitu ia masuk Universitas Perdagangan Luar Negeri, ia menetapkan tujuan untuk berusaha sebaik mungkin memenuhi harapannya sendiri dan keluarganya. Namun, Hanh tidak pernah menyangka bahwa suatu hari nanti ia akan mencapai peringkat teratas di angkatannya. Hanh menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen yang telah membimbingnya selama 4 tahun kuliah, serta keluarga dan teman-temannya yang selalu mendampingi dan menyemangatinya. Bagi Hanh, hasil yang ia raih hari ini adalah buah dari semua cinta dan dukungan tersebut.
Hanh adalah lulusan terbaik Universitas Perdagangan Luar Negeri dengan IPK 4,0. FOTO: NVCC
Bagi Hanh, belajar bukan tentang belajar banyak, melainkan belajar secara aktif dan efektif. Sebelum setiap pelajaran, Hanh sering mempelajari materi terlebih dahulu, membaca konsep dasar, dan mencatat poin-poin sulit untuk ditanyakan langsung kepada guru di kelas. Berkat hal itu, saat memasuki kelas, ia memahami materi dengan lebih jelas, sehingga terhindar dari rasa ambigu.
Hanh mengatakan bahwa di kelas, ia sering mendengarkan dengan saksama dan langsung bertanya ketika tidak mengerti, karena menurut Hanh, itu cara untuk menghemat waktu belajar sendiri nanti. Di malam hari, Hanh menghabiskan 2-3 jam untuk meninjau dan mempersiapkan diri untuk hari berikutnya, tetapi selalu menjaga keseimbangan: membaca buku, menonton film, bertemu teman, dan tidur lebih awal agar tetap sehat.
Kebiasaan Hanh yang lain adalah menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan. Saat menonton film atau membaca koran, Hanh sering berhenti sejenak untuk mengaitkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan bahasa asing, ia menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian dari hidupnya. Hanh sering membaca koran, menonton film, dan mendengarkan musik berbahasa Inggris. Dengan demikian, belajar menjadi lebih mudah dan menarik.
Hanh juga menerapkan pengulangan berspasi, yang berarti meninjau berkali-kali dalam siklus untuk mengubah pengetahuan jangka pendek menjadi pengetahuan jangka panjang. Kartu catatan, buku catatan, dan membaca ulang pelajaran setelah 1 hari, 1 minggu, 1 bulan adalah alat yang umum digunakan. Selain itu, Hanh juga menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman hidup nyata, sehingga informasi dapat tersimpan lebih lama.
Ia juga sering "mengajari" teman-temannya. Ketika ia harus mengungkapkannya dengan kata-katanya sendiri, Hanh memaksakan diri untuk memahaminya secara mendalam, sehingga ia mengingatnya lebih dalam.
Gadis itu memiliki kecantikan yang murni. FOTO: NVCC
Ketika berbicara tentang kesulitan terbesar di universitas, Hanh dengan terus terang mengatakan bahwa itu adalah tekanan dari teman sebaya. Di Universitas Perdagangan Luar Negeri, Hanh bertemu dengan orang-orang berbakat di mana-mana. Ada teman-teman dengan IPK yang sangat tinggi, teman-teman yang mengikuti pertukaran pelajar internasional, teman-teman yang memulai bisnis di tahun pertama mereka. Awalnya, Hanh mengatakan bahwa ia merasa kewalahan dan tertekan. Namun, lambat laun, ia belajar bagaimana mengubah tekanan menjadi motivasi. "Jika mereka bisa, saya juga bisa menemukan cara untuk melakukannya. Alih-alih membandingkan, saya memilih untuk mengamati, belajar, dan melatih keterampilan saya untuk menembus batas saya," kata Hanh.
Tak hanya itu, tekanan belajar seringkali membuat stres. "Jumlah ilmu pengetahuan itu sangat banyak. Oleh karena itu, saya terus berinovasi dalam metode belajar, seperti meninjau dokumen, berfokus pada bagian yang sulit di kelas, mencatat gagasan utama alih-alih setiap kata, dan mencari lebih banyak dokumen di luar kelas... Berkat teman-teman yang belajar bersama dan menyemangati saya ketika merasa putus asa, saya telah mengatasi kesulitan," ungkap Hanh.
Berkat tekanan-tekanan ini, Hanh mampu mengembangkan disiplin, ketekunan, dan kemampuan untuk bertahan. Baginya, sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu siswa menjadi lebih percaya diri.
Perjalanan membuat saluran TikTok
Ide membuat kanal TikTok berawal dari saat Hanh bekerja sebagai kolaborator untuk sebuah proyek komunitas pembelajaran bahasa Inggris. Saat mengusulkan konten, ia mengusulkan ide untuk berbagi pengalaman belajar bahasa asing sehari-hari, tetapi tidak terpilih. Namun, melihat potensinya, ia memutuskan untuk membuat kanal sendiri untuk mewujudkannya.
Menurut Hanh, yang membuat kanalnya begitu populer adalah kedekatannya. Kontennya bukan tentang pengajaran yang membosankan, melainkan tentang merekam perjalanan belajarnya sendiri. Setiap kali ia membaca koran, menonton film, atau menemukan kosakata menarik, Hanh membuat video untuk dibagikan. Kesederhanaan itulah yang menciptakan penyebarannya.
"Ada kalanya saya duduk berjam-jam tanpa menemukan ide. Saya belajar untuk lebih banyak mengamati. Saya rasa setiap cerita yang diceritakan teman-teman saya, artikel yang baru saya baca, atau dialog dalam film menjadi materi kreatif. Saya paling ingat sebuah video yang terinspirasi oleh dialog yang kebetulan saya temukan di jalan. Kalimat acak itu tiba-tiba menjadi klip paling "viral" (inspiratif) di kanal tersebut," ujar Hanh.
Teman-teman menjadi inspirasi bagi kanal TikTok pembelajaran bahasa Inggris Hanh yang 'ditonton jutaan kali'
FOTO: NVCC
Jika ada satu hal yang ingin ia sampaikan, Hanh berkata: "Jangan pernah takut untuk memulai dengan langkah kecil. Setiap hari, buatlah sedikit kemajuan dibandingkan kemarin, dan seiring waktu, upaya yang gigih itu akan membuahkan hasil yang luar biasa."
Bapak Phi Manh Hung, mantan mahasiswa Universitas Perdagangan Luar Negeri yang kini menjadi guru bahasa Inggris, berbagi kenangan tentang Hanh: "Di tahun ketiga kuliah, saya memutuskan untuk mengembalikan buku-buku kepada adik-adik kelas saya. Ada 3 tumpukan buku yang tebal dan berat. Saya pikir akan butuh waktu lama bagi siapa pun untuk menerimanya, tetapi keesokan paginya, Hanh datang dengan sepeda motor untuk mengambilnya semua. Hari ini, membaca berita bahwa beliau adalah lulusan terbaik, saya menyadari pepatah "di mana ada kemauan, di situ ada jalan" ternyata benar."
Pak Hung mengatakan ia terkesan dengan antusiasme Hanh. Baginya, Hanh bukanlah "kutu buku" melainkan orang yang belajar dengan tujuan dan tahu apa yang ia pelajari. "Gadis ini pasti akan lebih bersinar di masa depan," kata Pak Hung.
Sumber: https://thanhnien.vn/co-gai-trieu-view-tot-nghiep-thu-khoa-voi-diem-gpa-40-185250928143455788.htm
Komentar (0)