Kebijakan perubahan iklim berjalan mundur.

Pada bulan Juli, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memperingatkan bahwa “era pemanasan global telah berakhir, era perebusan Bumi telah dimulai”.

Perubahan iklim adalah salah satu masalah paling mendesak di dunia .

Yang menggembirakan, transisi menuju emisi netral-bersih pada tahun 2050 telah menjadi prioritas kebijakan global, karena pemerintah menerapkan kebijakan ambisius untuk mempromosikan konsumsi energi bersih.

Namun, transisi ini menjadi semakin kompleks dan bermuatan politis . Kenaikan suku bunga global jangka panjang untuk mengendalikan inflasi justru menghambat transisi hijau, yang membutuhkan investasi swasta dalam jumlah besar.

Kemajuan juga terhambat oleh gelombang inisiatif hijau yang dibatalkan, terutama di Eropa, kawasan yang selama ini berada di garda terdepan dalam penerapan kebijakan perubahan iklim. Sebagai contoh, Reuters melaporkan bahwa pemerintah sayap kanan Italia telah menolak serangkaian inisiatif Uni Eropa untuk menghijaukan ekonomi, dengan alasan bahwa bisnis lokal tidak mampu memenuhi target transisi yang disepakati. Terdapat tanda-tanda perlambatan kemajuan dekarbonisasi di Eropa.

Di seberang Atlantik, pemogokan pekerja otomotif AS telah mengungkap konflik antara komitmen terhadap transisi hijau dan perlindungan pekerjaan di sektor yang paling terpengaruh olehnya.

Menghadapi reaksi keras yang semakin meningkat terhadap inisiatif-inisiatif ramah lingkungan, beberapa negara maju telah melunakkan janji nol emisi bersih mereka. Sementara itu, negara-negara berkembang besar seperti Tiongkok, India, dan Indonesia terus berinvestasi dalam proyek-proyek pembangkit listrik tenaga batu bara, sehingga menimbulkan keraguan atas komitmen mereka untuk mendekarbonisasi sistem energi.

Kemunduran kebijakan perubahan iklim tidak dapat dihindari karena pemerintah mungkin awalnya terlalu optimis tentang transisi menuju ekonomi dekarbonisasi tanpa memperhatikan dampak langsungnya pada beberapa segmen populasi.

Pada tahun 1991, profesor Universitas Harvard, Michael Porter, menulis bahwa masa depan rendah karbon akan memangkas biaya dan meningkatkan kesejahteraan sosial seiring waktu dengan mendorong inovasi dalam teknologi energi bersih dan meningkatkan efisiensi energi. Namun, hal itu akan tercapai dalam jangka panjang.

Sumber: https://baoquocte.vn/chinh-sach-chong-bien-doi-khi-hau-dang-di-lui-246806.html