Sofa adalah barang yang sering digunakan dan terletak di tengah rumah. Oleh karena itu, selain memilih bentuk sofa yang tepat, Anda juga perlu mempertimbangkan bahan kain sofa dengan cermat.
Menurut Bapak Thanh Sang, pemilik pabrik sofa, sebelum memilih kain pelapis, pemilik rumah perlu menganalisis gaya hidup keluarga. Apakah sofa keluarga tersebut terutama memenuhi kebutuhan keluarga, atau merupakan tempat yang sering dikunjungi teman, ataukah sofa tersebut merupakan tempat tidur hewan peliharaan?
Apakah Anda memiliki anak di keluarga? Bagaimana kepribadian anggota keluarga Anda? Jawab pertanyaan-pertanyaan ini sebelum memutuskan jenis kain untuk sofa Anda.
Kapas
Katun adalah kain yang populer untuk pakaian. Kain ini menciptakan rasa nyaman bagi penggunanya. Tidak hanya untuk dipakai sehari-hari, katun juga cocok untuk pembuatan sofa.
Menurut para ahli, kain katun bersifat menyerap keringat, sehingga memberikan rasa nyaman bagi pengguna di hari yang panas. Oleh karena itu, di daerah beriklim tropis, katun merupakan kain yang populer untuk produksi sofa.
Katun juga merupakan kain yang relatif mudah dibersihkan karena sebagian besar penutup kasur katun dapat dilepas dan dicuci dengan mesin.
Namun, katun memiliki beberapa kekurangan. Jika sofa Anda diletakkan di tempat yang terkena banyak sinar matahari, kain katun dapat mudah rusak seiring waktu dan memudar.
Di tempat-tempat dengan kelembaban tinggi, kain katun rentan terhadap jamur, yang menyebabkan hilangnya kebersihan dan estetika secara keseluruhan.
Sofa berbahan katun cocok untuk tempat beriklim hangat sepanjang tahun (Ilustrasi: Pinterest).
Linen
Linen adalah kain ringan dan ramah lingkungan yang cukup populer dalam produksi sofa. Linen mudah dibersihkan, menjadikannya material ideal untuk desain sofa bagi keluarga dengan anak kecil dan hewan peliharaan.
Dari segi keunggulan, linen mudah menyerap keringat dan tidak mudah berjamur, sehingga cocok untuk daerah beriklim panas dan lembap atau bagi penderita alergi. Selain itu, linen cukup "cocok" dengan pewarna dan warna cetak, sehingga cocok bagi mereka yang ingin mencetak gambar pada kain untuk menciptakan sofa yang unik.
Selain itu, seperti halnya sofa katun, sofa linen seringkali mudah dilepas dan dibersihkan.
Namun, kekurangan sofa linen terletak pada estetikanya. Linen tipis dan tidak kokoh, sehingga sofa secara keseluruhan terlihat kurang rapi dan tidak rapi.
Beludru
Beludru adalah kain yang populer dalam desain dan produksi sofa. Sofa beludru menghadirkan nuansa hangat dan mewah. Selain itu, kain beludru terasa lembut saat disentuh, menciptakan rasa nyaman saat digunakan.
Saat ini, untuk meningkatkan daya tahan beludru, produsen kain telah memproduksi kain beludru berkualitas lebih tinggi, khusus untuk produksi sofa. Jenis kain ini lebih mudah dibersihkan daripada beludru tradisional dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi.
Di sisi lain, beludru sulit dicuci, berat, dan mudah kotor. Oleh karena itu, sofa beludru tidak cocok untuk keluarga dengan anak kecil atau hewan peliharaan.
Selain itu, kain beludru cukup tebal dan pengap, sehingga kurang cocok untuk tempat yang beriklim panas.
Sofa beludru cukup panas, pengap dan sulit dibersihkan tetapi memberikan kesan mewah (Ilustrasi: Pinterest).
Kulit asli
Kulit asli adalah material klasik untuk sofa. Kulit asli adalah material berkualitas tinggi dan tahan lama. Meskipun menua seiring waktu, keindahannya tetap abadi.
Kulit adalah kain yang mudah dibersihkan. Seiring waktu, kulit asli akan membentuk patina, membuat sofa terlihat lebih klasik.
Kulit mudah dibersihkan, mudah dirawat dengan pelembab dasar, dan tahan terhadap keausan, menjadikannya pilihan tepat bagi keluarga dengan anak kecil dan hewan peliharaan.
Kulit asli memiliki kekurangan, yaitu membuat Anda merasa kedinginan di musim dingin dan pengap di musim panas. Selain itu, kelemahan terbesar bahan ini adalah harganya yang mahal. Menurut para ahli, sofa kulit asli termurah juga lebih mahal daripada bahan lainnya.
Kulit buatan
Keunggulan terbesar sofa berbahan kulit imitasi adalah tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan. Untuk noda ringan, Anda dapat dengan mudah membersihkannya dengan kain lembap. Selain itu, sofa berbahan kulit imitasi lebih tahan gores dibandingkan kulit asli.
Namun, bagi banyak orang, menggunakan sofa berbahan kulit asli memberikan pengalaman yang sempurna. Oleh karena itu, sofa berbahan kulit imitasi akan membuat mereka merasa kurang lengkap.
Kulit imitasi tidak sekuat kulit asli dan cenderung retak seiring waktu. Kulit imitasi juga tidak se-bernapas kulit asli. Sofa kulit imitasi cenderung mengilap seiring waktu.
Sofa kulit imitasi mudah dibersihkan dan dilap tetapi mudah mengilap seiring waktu (Ilustrasi: Pinterest).
Kain Sintetis (Mikrofiber)
Terjangkau dan tahan lama, serat mikro merupakan bahan pelapis sofa yang populer. Serat mikro sangat populer di kalangan keluarga karena tahan noda dan mudah dibersihkan.
Microfiber mempertahankan warna dengan baik. Ini pilihan tepat bagi keluarga yang jarang membersihkan sofa.
Meskipun kain ini tahan terhadap kotoran, serat mikro rentan terhadap debu dan rambut di permukaannya. Selain itu, saat cuaca panas, sofa mikrofiber terasa pengap dan tidak nyaman.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)