Sebuah kedai kopi dengan pemandangan Lapangan Vo Nguyen Giap telah memasang model peta Vietnam, yang menarik banyak anak muda untuk datang ke kedai dan singgah di sudut ini. |
Di era ledakan media sosial, setiap hari ribuan konten baru muncul dan menyebar dengan kecepatan yang luar biasa. TikTok, Facebook, Instagram, atau YouTube Shorts telah menjadi "semesta" tren.
Setiap tren mungkin hanya berlangsung beberapa hari, tetapi cukup untuk menciptakan gelombang yang menarik minat anak muda. Hanya beberapa menit menjelajahi TikTok, pengguna dapat dengan mudah menemukan serangkaian video yang mengulas hidangan baru: croissant telur asin, roti cendana, atau teh susu krim keju.
Tren ini juga dengan cepat menyebar ke Thai Nguyen. Sering kali, mudah terlihat anak-anak muda mengantre di depan restoran. Tak hanya kuliner, tren fesyen , perjalanan, gaya hidup... juga diperbarui dan diterapkan secara langsung.
Nguyen Thuy Lam, mahasiswa tahun kedua di Universitas Pertanian dan Kehutanan (Universitas Thai Nguyen ), mengatakan: Mengikuti tren membuat saya merasa tidak ketinggalan zaman dan memiliki banyak konten menarik untuk dibagikan kepada teman-teman. Namun, saya hanya memilih tren yang sesuai, tidak terlalu mahal atau menyinggung.
Bagi sebagian anak muda lainnya, mengikuti tren juga merupakan peluang bisnis. Tran Minh Dat, pemilik kedai teh susu di Kota Thai Nguyen, berbagi: Setiap kali ada hidangan "hangat" daring, saya akan berusaha memasukkannya ke dalam menu sesegera mungkin. Malah, hal itu membawa hasil yang tak terduga. Setiap kali ada tren, jumlah pelanggan di kedai seringkali berlipat ganda, bahkan tiga kali lipat, terutama mahasiswa.
Tak hanya foto-foto lokal, tren berfoto dengan Ao Dai, peta berbentuk S, mengibarkan bendera merah dengan bintang kuning di sejumlah lokasi di kota seperti Alun-alun Vo Nguyen Giap, Museum Kebudayaan Etnis Vietnam, atau singgah di perbukitan teh Tan Cuong, La Bang, dan Hoang Nong juga diminati anak muda.
Banyak kelompok juga membuat klip tarian dan nyanyian berkelompok dengan kostum tradisional atau warna bendera nasional, menciptakan suasana yang semarak dan kebanggaan terhadap tanah air. Ketika ditanya tentang tren ini, banyak pendapat yang menyatakan: Mengikuti tren bukanlah hal yang buruk, bahkan merupakan keterampilan untuk beradaptasi dengan cepat dalam masyarakat digital. Namun, kaum muda perlu memiliki "filter" untuk memilih tren yang positif, kreatif, dan aman, sambil tetap melestarikan identitas budaya lokal.
Menurut para peneliti media, penyebaran tren sebagian besar berasal dari algoritma media sosial yang terus-menerus mendorong konten populer kepada pengguna, menciptakan kesan bahwa semua orang melakukannya. Selain itu, komunitas kreator konten di Vietnam sangat dinamis: hanya satu ide orisinal dapat menciptakan ratusan variasi, memperpanjang siklus tren.
Namun, banyak anak muda mengakui bahwa mereka terkadang merasa tertekan untuk berpartisipasi agar tidak tertinggal. Dari perspektif lain, memanfaatkan tren dengan tepat dapat menjadi "katalis" bagi ide-ide baru, yang mendukung perkembangan pemasaran, pariwisata, kuliner, dan sebagainya.
Di Thai Nguyen, selain banyaknya toko makanan dan minuman unik, banyak pula objek wisata seperti Danau Ghenh Che, Bukit Teh Hoang Nong, dan kafe dengan pemandangan sawah (Linh Son Ward) yang juga "menimbulkan demam" di dunia maya, sehingga menarik lonjakan jumlah pelanggan muda.
Dalam "pesta" global jejaring sosial, mengikuti tren adalah cara cepat untuk berintegrasi ke dalam komunitas. Namun, nilai sebenarnya bukan terletak pada jumlah tayangan atau suka, melainkan pada bagaimana setiap orang memilih untuk berpartisipasi. Mengikuti tren secara cerdas, kreatif, dan selektif akan membantu kaum muda agar tidak kehilangan keseruan, sekaligus menjaga identitas dan keamanan mereka.
Sumber: https://baothainguyen.vn/xa-hoi/202508/con-sot-trao-luu-e6043c1/
Komentar (0)