Namun bagi banyak orang, notaris elektronik masih merupakan sesuatu yang asing dan… tidak dapat diandalkan.
Kebiasaan "tanda tangan baru, kertas asli"
Bapak Dao Duy An, Sekretaris Jenderal Ikatan Notaris Vietnam, menekankan bahwa dengan sekitar 8 juta catatan notaris setiap tahunnya yang sepenuhnya dialihkan ke penyimpanan elektronik dengan masa penyimpanan 30 tahun, maka masyarakat dapat menghemat ratusan miliar VND dalam biaya penyimpanan dan pemrosesan dokumen.

Selain itu, penyimpanan elektronik tidak hanya hemat biaya, tetapi juga merupakan alat untuk pencarian data, analisis, statistik, dan peringatan risiko, serta merespons aktivitas pengelolaan negara. Namun, menurut reporter Surat Kabar Hanoi Moi, di banyak kantor notaris di Hanoi, bentuk tanda tangan baru dan akta asli masih sangat populer. Masyarakat masih belum memahami dan siap dengan bentuk notaris elektronik, terutama untuk transaksi properti.
Di Kantor Notaris Phung Quan, Distrik Yen Hoa, Hanoi, Ibu Nguyen Thi Hong, seorang akuntan, berkata: “Saya pernah mendengar tentang notaris digital, tetapi saya masih lebih suka menandatangani dokumen secara langsung. Memegang salinan yang diaktakan dengan stempel merah masih terasa jauh lebih aman.”
Dengan mentalitas yang sama, Bapak Le Van Binh, di distrik Ha Dong, berbagi: “Transaksi properti bernilai miliaran dong. Jika terjadi risiko teknis atau sengketa, mekanisme untuk menentukan kesalahan dan mengambil tanggung jawab masih belum jelas dengan notaris elektronik. Saya takut data saya dipalsukan atau hilang. Di internet, apa pun bisa diretas, jadi mengelola aset saya secara daring sangat berisiko. Inilah alasan saya tidak mau berubah.”
Menurut statistik dari Departemen Bantuan Peradilan ( Kementerian Kehakiman ), jumlah pencatatan notaris yang dilakukan melalui platform digital hanya mencapai kurang dari 5% dari total transaksi nasional. Meskipun sistem infrastruktur teknis pada dasarnya telah rampung, sebagian besar masyarakat dan banyak organisasi notaris masih belum sepenuhnya siap.
Perlu mekanisme untuk memastikan keamanan hukum dan kepercayaan digital bagi masyarakat
Menurut pengacara Le Quang Vung, notaris elektronik bukan sekadar transisi dari kertas ke lingkungan daring, melainkan perubahan dalam cara menjamin keamanan hukum. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap transaksi. Jika orang tidak yakin bahwa tanda tangan digital sama berharganya dengan tanda tangan asli, mereka tidak akan tertarik untuk berpartisipasi.
Bapak Le Quang Vung menganalisis bahwa tanda tangan digital diakui oleh hukum memiliki nilai yang sama dengan tanda tangan tulisan tangan. Namun, sosialisasi dan panduan bagi masyarakat untuk menggunakannya masih terbatas. "Perlu ada kampanye komunikasi yang kuat agar masyarakat memahami bahwa notaris elektronik aman, dilindungi oleh hukum, dan disimpan untuk jangka waktu yang lama," sarannya.
Selain itu, umpan balik dari kantor notaris menunjukkan bahwa di banyak negara, notaris elektronik hanya diperbolehkan diterapkan setelah mekanisme autentikasi elektronik nasional yang lengkap tersedia. Di negara kita, infrastruktur identifikasi digital masih dalam tahap pembangunan, dan infrastruktur berbagi data antar instansi masih belum sinkron. Autentikasi identitas elektronik, integrasi informasi antara kartu identitas warga negara, identifikasi VNeID, dan sistem notaris belum sepenuhnya "mulus". Hal ini membuat proses konfirmasi transaksi digital masih perlu diselingi dengan langkah-langkah manual, sehingga membuat baik nasabah maupun notaris berhati-hati.
Menurut Wakil Presiden Eksekutif Ikatan Notaris Vietnam Nguyen Thi Tho, untuk berhasil menerapkan notaris elektronik, kita menghadapi banyak tantangan seperti mekanisme hukum perlu terus ditingkatkan dan disinkronkan dengan Undang-Undang Notaris 2024, Undang-Undang tentang Transaksi Elektronik 2023 dan dokumen terkait; infrastruktur teknis harus memastikan keamanan informasi dan keamanan jaringan pada tingkat tinggi; kemampuan untuk mengakses teknologi dan konsensus tim notaris dan organisasi praktik notaris nasional juga perlu difokuskan.
Realitas di atas menunjukkan bahwa agar notaris elektronik benar-benar "hidup", dua hal perlu dilakukan secara paralel: memperkuat infrastruktur hukum dan mendorong perubahan kesadaran sosial. Pertama, kerangka hukum transaksi elektronik dalam notaris perlu segera diselesaikan, terutama mekanisme penyimpanan, verifikasi, dan penanganan sengketa. Selain itu, perlu ada kebijakan yang mendorong kantor notaris untuk berinvestasi dalam platform digital dan mendukung biaya pemeliharaan infrastruktur keamanan informasi. Ketika "kepercayaan digital" terbentuk, stempel merah tradisional dapat secara bertahap digantikan oleh tanda tangan digital di layar, yang lebih cepat, lebih transparan, dan tetap memiliki nilai hukum penuh.
Sumber: https://hanoimoi.vn/cong-chung-so-vi-sao-nguoi-dan-van-con-de-dat-720618.html
Komentar (0)