Perusahaan rintisan Jerman Munich Proxima Fusion telah mengumpulkan hampir $7,5 juta dalam putaran pendanaan pertamanya untuk mewujudkan pembangkit listrik fusi stellaratornya.
Desain reaktor stellarator Wendelstein 7-X (W7-X). Foto: IPP
Proxima didirikan oleh para ilmuwan dan insinyur yang bekerja di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Google X, dan Max Planck Institute for Plasma Physics (IPP). Beberapa peneliti berpengalaman mengembangkan Wendelstein 7-X (W7-X) milik IPP, reaktor fusi stellarator tercanggih di dunia, lapor Yahoo pada 31 Mei.
Sebagian besar desain reaktor fusi terkini dapat dibagi menjadi dua kategori: tokamak dan stellarator. Keduanya merupakan perangkat fusi yang dibatasi secara magnetis, di mana isotop hidrogen dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi daripada Matahari. Partikel-partikel yang tereksitasi ini menjadi plasma berenergi dan berputar dalam ruang melingkar. Kumparan magnet yang kuat di sekitar ruang tersebut membatasi plasma bermuatan, tempat atom-atom berfusi dan melepaskan energi dalam jumlah besar.
Tokamak adalah perangkat pengurung magnetik berbentuk donat dan merupakan prototipe terdepan untuk reaktor fusi. Stellarator memiliki desain yang jauh lebih canggih, dengan serangkaian magnet yang dipilin mengelilingi plasma. Dengan menggunakan rangkaian elektromagnet yang kompleks untuk mengurung plasma super panas, stellarator secara teknis lebih menantang daripada pendekatan tokamak yang umum digunakan untuk daya fusi. Namun, jika tantangan tersebut dapat diatasi, stellarator menawarkan banyak keuntungan, seperti operasi kondisi tunak dan manajemen panas berlebih. Menurut Proxima Fusion, penelitian yang dilakukan oleh IPP sejak W7-X beroperasi pada tahun 2015 dapat menjembatani kesenjangan antara tokamak dan stellarator, sehingga membuka jalan bagi komersialisasi.
"Kemajuan eksperimental dari W7-X dan keberhasilan terkini dalam pemodelan stellarator telah mengubah situasi. Stellarator kini dapat mengatasi masalah utama reaktor tokamak dan meningkatkan skalanya, berkontribusi pada peningkatan stabilitas plasma dan efisiensi kondisi tunak yang tinggi," ujar Francesco Sciortino, salah satu pendiri dan CEO Proxima.
Proxima bermaksud untuk menyebarkan stellarator efisiensi tinggi baru dalam beberapa tahun dan membuka pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya pada tahun 2030-an.
An Khang (Menurut Yahoo/The Engineer )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)