![]() |
| Bapak Hoang Van Tuan (kedua dari kanan). |
Lahir pada tahun 1993, di wilayah pegunungan Phu Tho yang miskin, Hoang Van Tuan telah akrab dengan kehidupan orang-orang yang bekerja siang dan malam di sekitar perkebunan teh, merawat setiap tanaman seolah-olah itu adalah sumber kehidupan mereka sendiri. Ia juga menyaksikan sendiri kesulitan dan penderitaan para petani teh: tanah yang tidak subur akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam jangka panjang, tanah yang keras membuat tanaman teh tumbuh lambat, dan produk sulit dijual dengan harga yang baik... Kekhawatiran itu terus menghantuinya ketika ia kuliah di Universitas Sains (Thai Nguyen University).
Pada hari ia menerima gelar Magister dalam Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan, peluang kerja terbuka lebar, namun alih-alih tinggal di kota yang ramai, Tuan Hoang Van Tuan memilih kembali ke kampung halamannya dengan keyakinan bahwa pengetahuan yang telah ia kumpulkan akan membantu mengembangkan tempat kelahirannya, dan jika ia ingin produk teh kampung halamannya mencapai pasar, mereka harus meningkatkan kualitasnya.
Sekembalinya ke kampung halaman, hal pertama yang ia lakukan adalah memperbaiki tanah. Ia mencari bahan-bahan yang familiar dari daerah pegunungan: arang, kotoran kerbau, kotoran ayam, serbuk gergaji, kompos cacing... untuk dikomposkan menjadi pupuk organik untuk teh. Berkat itu, kebun teh tampak segar kembali, tunas-tunas muda tampak lebih hijau, daun-daunnya lebih lebat dan lebih harum.
Setelah masa percobaan, Bapak Tuan memobilisasi 6 anggota lainnya untuk mendirikan Koperasi Teh Aman Phu Do, yang berhasil menarik hampir 40 rumah tangga untuk bergabung dalam produksi. Sejak langkah pertama, beliau bertekad: Transformasi digital adalah satu-satunya cara untuk membantu pertanian pegunungan mencapai terobosan.
Puncak perjalanan Pak Tuan dalam mendigitalkan kebun tehnya adalah pengenalan buku harian produksi elektronik Facefarm ke dalam seluruh proses perawatan teh. Ini adalah cara yang benar-benar baru bagi masyarakat di sini. Di bawah bimbingannya yang sabar, satu per satu, mereka mulai belajar cara mengambil foto, merekam video , dan mengunggah data ke sistem.
Semua tahapan dari pemupukan, penyiraman, pengendalian hama hingga panen terekam dalam gambar yang jernih, semuanya digital dan transparan.
![]() |
| Bapak Hoang Van Tuan berbagi tentang transformasi digital dalam produksi teh dengan anggota serikat pemuda setempat. |
Bagi Pak Tuan, transformasi digital tidak berhenti di produksi, tetapi ia juga ingin mengubah cara petani teh mendekati pasar. Koperasinya menampilkan produk di situs web resmi, membuka halaman penggemar, berjualan di platform e-commerce, serta menerapkan pencatatan waktu kerja elektronik, penghitungan gaji otomatis, dan pembayaran gaji melalui rekening bank. Hal-hal yang sebelumnya tampak asing bagi petani kini telah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Berkat hal tersebut, luas areal produksi meningkat menjadi 27,2 hektar, termasuk 5 hektar teh organik dan 5 hektar teh ekologi. Koperasi ini saat ini memiliki 6 lini produk utama: teh kuncup, teh muda, teh kuku, teh bunga, teh daun, dan teh artichoke, dengan harga berkisar antara 200 ribu hingga 5 juta VND per kg.
Pada tahun 2024, produksi kuncup teh kering mencapai 32 ton—angka yang mengesankan untuk koperasi pegunungan yang masih muda. Patut dicatat, teh udang Hoang Gia melampaui hampir 700 produk di seluruh dunia dan memenangkan Medali Perunggu di Golden Leaf Awards di Australia.
Sumber: https://baothainguyen.vn/kinh-te/202511/danh-thuc-vung-che-can-bang-chuyen-doi-so-d2d7ad5/








Komentar (0)