Di awal musim gugur, Desa Phu Hai (Kelurahan Phu Mo) lebih ramai dari biasanya. Di jalan tanah merah menuju desa, aliran air yang sejuk mengalir, menghilangkan kekhawatiran warga akan kekurangan air selama berbulan-bulan.
Phu Hai memiliki 75 rumah tangga, 100% di antaranya adalah suku Ba Na, yang sebagian besar miskin atau hampir miskin. Kekeringan berkepanjangan telah menyebabkan sumur-sumur mengering, sehingga warga terpaksa membawa air dari jauh untuk keperluan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari sulit, dan produksi pun stagnan.
Menghadapi situasi tersebut, Persatuan Pemuda Komune Phu Mo memobilisasi lebih dari 40 anggota, relawan muda, dan warga setempat untuk melaksanakan proyek pemasangan pipa air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan irigasi rumah tangga. Sistem pipa ini memiliki panjang lebih dari 4 km, dimulai dari hulu, mengikuti kemiringan lahan untuk mengalirkan air ke desa.
Persatuan Pemuda Komune Phu Mo mendukung warga desa Phu Hai dalam pemasangan pipa air. Foto: Disediakan oleh Persatuan Pemuda Komune |
Pada hari-hari pembangunan, sekelompok anak muda datang pagi-pagi sekali. Ada yang menggali parit, membawa pipa, ada yang menggergaji pipa, memasang sambungan, dan sebagainya. Setiap meter pipa yang dipasang basah oleh keringat, bercampur tawa yang saling menyemangati untuk mengatasi kesulitan. “Cuacanya tidak menentu, ada hari-hari ketika pipa baru saja dipasang dan tanahnya terkikis, dan kami harus memulai dari awal lagi. Namun, tidak ada yang patah semangat. Dengan air bersih, semua kerja keras terbayar lunas. Melihat air mengalir ke setiap rumah tangga, semua rasa lelah hilang. Ini bukan sekadar proyek air, tetapi proyek kemanusiaan dan kepercayaan. Bagi pemuda setempat, kegiatan ini merupakan pelajaran tentang berbagi dan tanggung jawab kepada masyarakat,” ujar Nguyen Van Man, Sekretaris Persatuan Pemuda Komune Phu Mo.
Pada hari proyek selesai, Phu Hai terasa seperti sedang mengadakan festival. Suara gemericik air di dalam tangki membawa kegembiraan bagi seluruh desa. Anak-anak berlarian bermain air, dan orang dewasa tersenyum lebar. "Warga desa sangat senang karena mulai sekarang mereka tidak perlu lagi pergi jauh untuk mengambil air. Air yang kembali ke rumah membantu warga menjalani kehidupan yang stabil dan merasa aman dalam berproduksi," ujar Bapak So Minh Ly, Kepala Desa Phu Hai, dengan penuh emosi.
Pada awal September, hujan dan badai berkepanjangan yang dikombinasikan dengan jebolnya bendungan menyebabkan banyak sawah di ladang Quynh Ngoc 2 (kelurahan Ea Na) terendam banjir, dan menghadapi risiko kerugian total.
Menghadapi keadaan darurat tersebut, Serikat Pemuda Kelurahan Ea Na berkoordinasi dengan kepolisian kelurahan untuk segera turun ke sawah guna membantu warga yang sedang memanen padi dan segera mengangkutnya ke tempat yang kering.
Di tengah sawah yang tergenang air, pemandangan para relawan berbaju hijau mengarungi sawah, memanen padi, dan menyeberangi air yang dalam untuk mengangkut beras pulang telah meninggalkan banyak emosi bagi warga. Meskipun masih gerimis dan lumpurnya licin, para anggota serikat dan pemuda tidak berhenti bekerja, memanen dan mengangkut. Semua orang berusaha semaksimal mungkin dengan harapan dapat mengurangi dampak buruk bagi warga di sini.
Anggota Serikat Pemuda komune Ea Na mendukung warga dalam memanen padi di ladang Quynh Ngoc 2. |
Keluarga Bapak Nguyen Van Thu memiliki lebih dari 6 hektar sawah yang terendam banjir selama berhari-hari. Saat beliau masih bingung harus berbuat apa, beliau menerima dukungan dari anggota serikat pemuda komune. Berkat dukungan tersebut, sebagian besar padi dapat dipanen tepat waktu. Bapak Thu bercerita: "Para pemuda bekerja dengan sangat antusias, terlepas dari terik matahari maupun hujan. Saya senang sekaligus bersyukur ketika semua orang membantu saya memanen setiap rumpun padi yang terendam banjir. Tanpa dukungan dari para pemuda, panen keluarga saya tahun ini pasti akan gagal panen."
Demikian pula, lebih dari 2,5 hektar sawah milik keluarga Ibu Nguyen Thi Thoan juga hancur akibat hujan deras. Ketika pasukan bergandengan tangan untuk membantunya, ia tersentuh: "Saya bahagia bukan hanya karena sawah terselamatkan, tetapi juga karena warga saya merasa diperhatikan dan berbagi. Kehadiran dinas dan organisasi setempat di masa sulit membuat kami merasa hangat dan memberi kami lebih banyak keyakinan dalam hidup."
Tak hanya mendukung panen padi, para anggota juga membantu mengangkut padi ke tempat penjemuran, meratakan tanggul untuk mencegah air masuk ke sawah. Banyak anak muda, setelah seharian bekerja, meskipun pakaian mereka berlumuran lumpur, tetap tersenyum, karena mereka merasa bahagia telah melakukan pekerjaan yang bermakna.
Bapak Y Siong Knul, Sekretaris Persatuan Pemuda Komune Ea Na, mengatakan: “Segera setelah kami menerima informasi mengenai situasi banjir, Persatuan Pemuda Komune memobilisasi lebih dari 20 anggota dan pemuda untuk membantu warga memanen padi. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi kerusakan tanaman, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat solidaritas antara pemuda dan masyarakat; menegaskan bahwa pemuda tidak tinggal diam terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat, tetapi siap hadir, bergandengan tangan dengan masyarakat untuk mengatasi bencana.”
Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202509/dau-an-thanh-nien-tinh-nguyen-tren-nhung-mien-que-66217fa/
Komentar (0)