Berapa tingkat tekanan darah yang dianggap tinggi?
Untuk tubuh yang sehat, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg, hal itu dianggap sebagai hipertensi.
Tingkat keparahan hipertensi bergantung pada perubahan tekanan darah diastolik dan sistolik. Ketika tekanan darah lebih tinggi dari normal, pasien dapat mengalami gejala seperti pusing, mual, sakit kepala, dan rasa tidak stabil.

Gambar ilustrasi
Pada tingkat tekanan darah berapa Anda perlu minum obat?
Saat mengalami gejala tekanan darah tinggi, pasien sebaiknya mengunjungi fasilitas medis terpercaya untuk diagnosis yang akurat. Spesialis kemudian akan memberikan saran yang tepat mengenai apakah pengobatan diperlukan atau tidak.
Mengenai pengetahuan dasar tentang kapan harus minum obat tekanan darah, Anda perlu memahami hal-hal berikut:
Tahap pra-hipertensi
Tekanan darah sistolik berkisar antara 130-139 mmHg, dan tekanan darah diastolik berkisar antara 80-89 mmHg. Ini adalah tahap pra-hipertensi, di mana pasien terutama berfokus pada kesehatan mereka, mengubah pola makan dan berolahraga, memantau tekanan darah setiap hari, dan mengendalikan faktor risiko. Obat jarang diresepkan dalam kasus ini. Obat hanya dipertimbangkan jika ada risiko komplikasi.
Fase mengonsumsi obat tekanan darah dan melakukan perubahan gaya hidup.
Tekanan darah sistolik >140 mmHg, tekanan darah diastolik >90 mmHg. Dalam kasus ini, selain perubahan gaya hidup, pasien akan diresepkan obat penurun tekanan darah jika memiliki kondisi medis yang mendasarinya.
Pasien tanpa kondisi medis penyerta atau dengan risiko komplikasi rendah mungkin memerlukan lebih sedikit obat. Namun, pemantauan tekanan darah secara teratur tetap diperlukan untuk mengatasi masalah apa pun dengan segera jika diperlukan.

Gambar ilustrasi
Tahap di mana mengonsumsi obat tekanan darah menjadi wajib.
Untuk kasus di mana tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥100 mmHg, pasien harus mengonsumsi obat tekanan darah sesuai resep dokter spesialis untuk mencegah komplikasi berbahaya. Pada saat yang sama, pasien juga perlu memantau tekanan darah mereka secara teratur, bahkan setelah tekanan darah kembali normal.
Apa yang harus dilakukan penderita tekanan darah tinggi untuk menstabilkan tekanan darah mereka?
Minumlah obat Anda sesuai petunjuk dokter.
Minumlah obat Anda sesuai petunjuk dokter, termasuk dosis, waktu minum, dan durasi pengobatan.
Pantau tekanan darah Anda di rumah.
Selama pengobatan, pasien perlu memantau tekanan darah mereka setiap hari. Ini membantu dokter menilai apakah obat tersebut efektif. Sebaiknya catat hasil pengukuran tekanan darah Anda agar tidak lupa.
Pertahankan gaya hidup yang seimbang.
Selama pengobatan, pasien harus berolahraga secara teratur dan menjaga pola makan sehat . Hindari begadang, kurangi konsumsi makanan gorengan atau asin, serta hindari minuman manis dan minuman beralkohol. Pola makan sehat akan menghasilkan hasil pengobatan yang lebih baik.
Waspadai efek samping obat tekanan darah.

Gambar ilustrasi
Selama pengobatan dengan obat tekanan darah, pasien mungkin mengalami beberapa efek samping seperti: batuk, diare, sembelit, pusing, sakit kepala, mual, kulit gatal, kelelahan, dll.
Reaksi-reaksi ini biasanya menghilang setelah minum obat, jadi tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika kondisi tersebut berlanjut dan memengaruhi kesehatan serta kehidupan sehari-hari pasien, mereka harus mendiskusikannya lebih lanjut dengan dokter mereka.
Sumber






Komentar (0)