Menurut refleksi Asosiasi Bisnis kota Dien Ban, provinsi Quang Nam , dasar alokasi lahan berdasarkan setiap fase proyek yang disetujui oleh otoritas yang berwenang tidak cocok untuk proyek transisi.
Perusahaan real estate Quang Nam mengusulkan provinsi untuk menghilangkan serangkaian kesulitan dan hambatan
Menurut refleksi Asosiasi Bisnis kota Dien Ban, provinsi Quang Nam, berdasarkan setiap fase proyek yang disetujui oleh otoritas yang berwenang untuk mengalokasikan lahan tidak cocok untuk proyek di wilayah transisi.
Banyak proyek properti di Kota Dien Ban, Provinsi Quang Nam, menghadapi banyak kesulitan dan masalah yang perlu diselesaikan. Foto: Linh Dan |
Komite Rakyat Provinsi Quang Nam baru-baru ini meminta sejumlah lembaga, termasuk: Departemen Perencanaan dan Investasi, Departemen Keuangan, Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Departemen Konstruksi, Departemen Industri dan Perdagangan, Departemen Pajak Provinsi, Komite Rakyat Kota Dien Ban dan lembaga serta unit terkait berdasarkan fungsi dan tugas yang ditetapkan untuk memimpin dan berkoordinasi dengan lembaga serta unit terkait guna mempelajari isi rekomendasi dan usulan Asosiasi Bisnis Kota Dien Ban dalam mencerminkan beberapa kesulitan dan masalah dalam proses produksi dan bisnis perusahaan.
Menurut refleksi Gabungan Pengusaha Kota Dien Ban, sebelumnya proyek dialokasikan lahan secara bertahap sesuai dengan situasi pembebasan lahan, namun kini, berdasarkan tiap tahapan proyek yang disetujui instansi terkait untuk mengalokasikan lahan, maka tidak cocok lagi untuk proyek di wilayah transisi.
Menurut refleksi Asosiasi Pengusaha Kota Dien Ban, sebelumnya, semua proyek investasi pembangunan perumahan tidak dibagi menjadi beberapa tahap investasi. Oleh karena itu, saat ini, proyek harus menunggu penyelesaian pembebasan lahan 100% sebelum alokasi lahan dan sewa lahan. Bahkan, banyak proyek harus mengatur pemukiman kembali di lokasi, dan warga harus diatur untuk pemukiman kembali sebelum menyetujui alokasi lahan. Melaksanakan pembebasan lahan 100% dalam jangka waktu tertentu tidaklah mungkin, dan tidak layak...
Oleh karena itu, Asosiasi Bisnis Kota Dien Ban mengusulkan agar Komite Rakyat Kota merekomendasikan Komite Rakyat Provinsi untuk mengizinkan alokasi tanah berdasarkan kasus per kasus seperti sebelumnya, terutama untuk proyek yang belum selesai, menciptakan kondisi bagi investor untuk terus menyelesaikan proyek dan menyerahkannya untuk digunakan.
Asosiasi Pengusaha Kota Dien Ban melaporkan, saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang menghentikan proses pengalihan dan pemberian Sertifikat Hak Guna Usaha (SHU) kepada pelanggan penerima pengalihan bidang tanah yang telah diberikan SHU pada sejumlah proyek infrastruktur yang belum tuntas 100% dan belum diserahterimakan.
Hal ini secara langsung memengaruhi kepentingan pelanggan, menyebabkan banyaknya keluhan, tuntutan hukum, dan perselisihan pelanggan. "Dalam proyek yang sama, bahkan di blok yang sama, terdapat 2 bidang tanah yang bersebelahan, tetapi 1 bidang tanah telah dialihkan atas nama pelanggan, sehingga dapat diperjualbelikan dan dialihkan secara bebas. Sementara itu, untuk bidang tanah yang tersisa, pelanggan telah memenuhi kewajiban pajak, menandatangani kontrak pengalihan dengan investor, tetapi tidak dapat mengalihkan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHU)," ujar perwakilan Asosiasi Pengusaha Kota Dien Ban, dan mengusulkan agar Komite Rakyat Kota melapor kepada Komite Rakyat Provinsi untuk mengizinkan pembagian dan pengalihan blok-blok yang telah mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHU) untuk dilanjutkan.
Menurut Asosiasi Pengusaha Kota Dien Ban, saat ini kebijakan provinsi adalah memberikan sertifikat hak guna lahan blok untuk proyek pembangunan infrastruktur, tetapi tidak mengizinkan pembagian dan pengalihan lahan. Pembagian dan pengalihan lahan baru diperbolehkan jika 100% infrastruktur telah selesai sesuai rencana yang disetujui.
"Jika sertifikat sudah diterbitkan tetapi tidak dapat dialihkan, apa yang akan dilakukan investor dengan sertifikat tersebut? Bank tidak akan menerima hipotek karena jika sertifikat tidak dapat dialihkan, bank tidak akan memberikan pinjaman. Sementara itu, untuk mendapatkan sertifikat tersebut, investor harus membayar biaya penggunaan lahan ke APBD, modalnya ditimbun dalam APBD, dalam investasi infrastruktur, tetapi tidak diketahui kapan modal akan dimobilisasi," tanya perwakilan Asosiasi Bisnis Kota Dien Ban.
Oleh karena itu, Asosiasi Bisnis Kota Dien Ban mengusulkan agar Komite Rakyat Kota Dien Ban melapor kepada Komite Rakyat Provinsi untuk mengizinkan penerbitan buku merah dan pembagian serta pengalihan tanah untuk proyek-proyek yang infrastrukturnya pada dasarnya telah selesai.
Di samping itu, unit ini juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar menghilangkan kesulitan dan hambatan dalam penetapan harga tanah, penerimaan dan penyerahan prasarana teknis proyek, harga material bangunan, kelangkaan material timbunan tanah, akses permodalan kredit, dan lain sebagainya.
[iklan_2]
Sumber: https://baodautu.vn/batdongsan/doanh-nghiep-bat-dong-san-quang-nam-kien-nghi-tinh-thao-go-loat-kho-khan-vuong-mac-d228349.html
Komentar (0)