Pada tanggal 6 Juni, di Universitas Teknologi Informasi dan Komunikasi Vietnam-Korea (Universitas Danang ), sebuah lokakarya tentang "Mengembangkan sumber daya manusia berkualitas tinggi untuk era digital dan integrasi global" berlangsung.
Sumber daya manusia digital – faktor penentu
Berbicara di lokakarya tersebut, Bapak Le Son Phong - Wakil Direktur Departemen Sains dan Teknologi Da Nang - mengatakan bahwa dalam strategi pembangunan hingga tahun 2030, dengan visi hingga tahun 2045, Da Nang bertujuan untuk menjadi pusat sosial -ekonomi utama negara dan kawasan, yang di dalamnya sains dan teknologi, inovasi, dan transformasi digital memainkan peran kunci.
Bapak Phong menekankan bahwa sumber daya manusia digital yang memadai secara kuantitas, unggul secara kualitas, serta fleksibel dalam adaptasi dan inovasi merupakan faktor kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks Revolusi Industri Keempat, sumber daya manusia digital perlu memiliki pengetahuan profesional dan kemampuan berpikir kritis, keterampilan kreatif, serta kemampuan integrasi global.

Saat ini, Da Nang memiliki sekitar 2,3 perusahaan teknologi digital per 1.000 penduduk, dengan total sekitar 53.000 karyawan di industri teknologi informasi. Gaji rata-rata sekitar 18 juta VND/bulan.
Namun, Bapak Phong juga secara terus terang mengakui banyak permasalahan seperti kurangnya sumber daya manusia yang berkualifikasi tinggi, kesenjangan antara pelatihan dan kebutuhan bisnis, "brain drain", infrastruktur pelatihan yang terbatas, keterampilan digital bisnis yang lemah, dan ekosistem inovasi yang belum lengkap.
Untuk mengatasi hal ini, Bapak Phong mengusulkan 5 kelompok solusi: Memperkuat kepemimpinan dan komunikasi untuk meningkatkan kesadaran sosial tentang peran sumber daya manusia digital; menyempurnakan kebijakan untuk menarik dan memanfaatkan talenta; menginovasi model pelatihan, meningkatkan hubungan sekolah-perusahaan-negara dan menerapkan teknologi digital dalam pendidikan; membangun ekosistem inovasi yang dinamis, mempromosikan penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi; menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan kreatif di perusahaan dan mengembangkan dana investasi untuk mendukung perusahaan rintisan.
Pelatihan praktis
Dr. Huynh Ngoc Tho - Wakil Rektor Universitas Vietnam-Korea menyampaikan bahwa pengembangan sumber daya manusia digital merupakan perjalanan panjang, yang memerlukan koordinasi yang sinkron antara sistem politik, lembaga pelatihan, dunia usaha, dan masyarakat.
Bapak Tho mengemukakan empat tantangan utama saat ini: program pelatihan belum dekat dengan realitas bisnis; hubungan antara sekolah dan dunia usaha belum erat; soft skill dan bahasa asing peserta didik masih terbatas; gerakan rintisan dan inovasi belum kuat.
Untuk mengatasi masalah ini, sekolah ini telah menerapkan banyak program pelatihan seni liberal, yang terhubung dengan praktik, dan bekerja sama secara mendalam dengan mitra asing seperti Jepang dan Korea. Hampir 100% mahasiswa bilingual direkrut oleh perusahaan sejak tahun terakhir mereka. Sekolah ini juga berfokus pada pelatihan magister TIK dalam bahasa Inggris, dengan tujuan menciptakan sumber pakar teknologi tinggi untuk integrasi internasional.

Bapak Bui Ngoc Vinh – CEO ST United Company – meyakini bahwa bagi perusahaan teknologi, sumber daya manusia harus memenuhi kriteria "siap kerja" (siap bekerja segera setelah lulus). Selain itu, "tingkat tagihan" – kemampuan menghasilkan pendapatan dalam 6-12 bulan setelah rekrutmen – juga merupakan standar penting.
Bapak Vinh menekankan bahwa jika para insinyur membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berpartisipasi dalam proyek nyata dan menghasilkan produk, bisnis dapat mengalami kerugian. Oleh karena itu, pelatihan harus dikaitkan dengan praktik sejak awal.

Dari kenyataan itu, menurut Bapak Vinh, dunia usaha tidak bisa tinggal diam tetapi harus proaktif berkoordinasi dengan sekolah untuk merancang program pelatihan yang tepat.
Menurut Bapak Vinh, solusi efektifnya adalah menyelenggarakan magang awal bagi mahasiswa, mulai tahun ke-2 hingga ke-3 perkuliahan, dengan tugas-tugas kecil dalam proyek nyata. Ini merupakan bentuk "pelatihan di tempat kerja" yang membantu mahasiswa mengumpulkan pengalaman dan meningkatkan keterampilan mereka.
Asosiasi Bisnis Perangkat Lunak Danang telah berkoordinasi erat dengan banyak universitas untuk menyelenggarakan program magang, membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajar mandiri dan penelitian serta mencapai standar "siap kerja" setelah lulus.
| Pada tanggal 6 Juni, Departemen Dalam Negeri Kota Da Nang berkoordinasi dengan Universitas Teknologi Informasi dan Komunikasi Vietnam-Korea (VKU) dan Universitas Da Nang untuk menyelenggarakan Bursa Kerja Mahasiswa. Acara ini menarik hampir 10.000 mahasiswa dan pekerja untuk melamar, banyak di antaranya langsung diterima bekerja setelah lulus. |
Sumber: https://vietnamnet.vn/doanh-nghiep-cong-nghe-tiet-lo-tieu-chi-tuyen-dung-sinh-vien-sau-khi-ra-truong-2408821.html






Komentar (0)