Di tengah udara dingin awal musim dingin di Sa Pa, aroma harum jagung yang menguar dari dapur kecil membuat pengunjung penasaran. Tak banyak yang menyangka bahwa biji jagung keemasan dari ladang yang landai dapat menjadi bahan untuk membuat hidangan pho yang unik: pho jagung goreng tangan dengan cita rasa khas dataran tinggi Lao Cai.
Báo Lào Cai•07/11/2025
Untuk membuat pho jagung, bahan terpentingnya adalah jagung. Sinar matahari, angin, dan kabut gunung telah memberikan aroma yang sangat unik pada biji jagung di sini. Biji jagung yang segar, bulat, padat, dan lengket alami dipilih dengan cermat untuk menghasilkan tepung yang paling segar dan berkualitas tinggi. Setiap adonan bihun merupakan campuran jagung manis, jagung ketan segar, dan jagung biasa yang telah direndam dan digiling sangat halus dengan perbandingan tertentu. Adonan ini melewati banyak penyaringan untuk menghasilkan produk akhir. Ibu Luong Thi Hong Tuyen, pemilik restoran pho jagung H'Mong di distrik Sa Pa, mengungkapkan: "Mi pho jagung dibuat sepenuhnya dari jagung segar, tanpa campuran tepung lainnya, sehingga pembuatnya harus "memperhatikan" tepung dengan sangat hati-hati. Jika terlalu kental atau encer, akan memengaruhi keseluruhan pho. Setiap langkah tampak sederhana, tetapi membutuhkan ketelitian dan pengalaman, karena kesalahan kecil saja dapat membuat semua usaha menjadi sia-sia."
Membuat mi jagung adalah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan kepekaan yang tinggi. Tidak ada jam, tidak ada tolok ukur. Hanya pengalaman, ritme tangan, dan indra pembuatnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan mi yang bulat dan halus, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Mi jagung merupakan perpaduan harmonis antara bahan-bahan yang dikenal dan metode tradisional, yang memperlihatkan keterampilan tangan wanita dataran tinggi. Mi-nya dipotong menjadi helaian yang lembut namun tidak lembek. Kenyal namun tidak lengket. Kelihatannya sederhana, tetapi setiap helai mi merupakan hasil pengerjaan yang cermat. Semangkuk pho jagung autentik pasti memiliki kuah bening, manis alami dari tulang dan jagung muda. Tambahkan ayam lokal, char siu, herba dataran tinggi, dan sedikit cabai pedas untuk menciptakan perpaduan yang harmonis. Itulah pula kreativitas dan kecanggihan perempuan dataran tinggi dalam melestarikan dan memperbarui kuliner tradisional.
Di tengah cuaca dingin dataran tinggi, menikmati semangkuk pho jagung yang lezat dan panas menghangatkan hati banyak pengunjung, membuat mereka semakin mencintai cita rasa sederhana dari tanah dan masyarakat di sini. Bapak Ha Van Hiep di komune Ta Van berbagi: Sejak Sa Pa punya pho jagung, saya jadi sering menikmatinya. Cita rasa hidangan ini sangat istimewa, mi pho-nya lembut, kenyal, harum jagung, kuahnya bening, manis, dan sama sekali tidak berminyak. Kalau saya tinggal lebih dekat, mungkin saya harus datang dan memakannya setiap hari. Tak hanya memikat pengunjung dengan cita rasanya, pho jagung buatan tangan di sini juga menghadirkan pengalaman budaya yang unik. Saat berkunjung ke sini, pengunjung dapat menyaksikan para perempuan dataran tinggi dengan kostum tradisional, membuat pho dengan tangan, mengeringkan mi beras, dan menyajikannya dengan senyum lembut dan tulus bak hati orang Sa Pa. Boris, seorang turis asal Slovenia, berbagi: “Saya merasa luar biasa. Keluarga saya tidak hanya menikmati semangkuk pho jagung yang lezat, tetapi juga belajar cara membuat mi pho. Anak-anak saya sangat menikmatinya. Ini pasti akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan di Sa Pa.”
Pho jagung lukis tangan Sa Pa bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga "jembatan" yang menghubungkan budaya dan masyarakat Sa Pa dengan wisatawan dari seluruh dunia.
Komentar (0)