
Tadi malam, di babak penyisihan Piala Eropa 1, Kairat Almaty, nama yang kurang dikenal dari Kazakhstan, berhadapan dengan tim juara C1, Celtic. Pemenangnya akan lolos ke babak resmi musim 2025/26. Sementara yang kalah akan terdegradasi ke Piala C2.
Leg pertama berakhir imbang 0-0. Meskipun bermain tandang di leg kedua, Celtic tetap memegang kendali penuh dengan statistik yang superior. Mereka menciptakan peluang beruntun. Namun, Kairat juga sangat "keras kepala". Tim ini sabar, rela menyerahkan lini tengah kepada lawan dan mengepung area 16m50.
Itulah sebabnya, meskipun mendominasi sepenuhnya, wakil Skotlandia itu tidak menciptakan banyak peluang emas. Dan dalam situasi langka di mana mereka bisa mendekati gawang, mereka justru menyia-nyiakannya. Daizen Maeda menyia-nyiakan peluang emas, yang membuat tim Celtic harus menerima skor 0-0 di akhir waktu resmi.

Memasuki babak adu penalti, dengan semangat juang dan tendangan yang berani, wakil Kazakhstan menang 3-2. Kiper Kairat yang berusia 21 tahun dengan gemilang memblok 3 tembakan pemain Celtic.
Dengan demikian, Kairat Almaty berpartisipasi dalam Piala Eropa C1 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Menurut AS, Almaty menjadi kota paling timur pertama dalam sejarah yang memiliki perwakilan di babak penyisihan grup Piala C1. Lokasi tim Kairat hanya berjarak lebih dari 1.000 km dari perbatasan Tiongkok.
Celtic, tentu saja, kecewa dengan hasil tersebut. Rodgers berkata: "Secara keseluruhan, saya pikir pertandingannya buruk. Kualitas lapangan membuatnya buruk. Kami bertahan dengan baik tetapi tidak berhasil menembus pertahanan lawan. Kami memiliki peluang, tetapi dalam adu penalti, apa pun bisa terjadi."
"Sangat mengecewakan. Kami sudah berusaha keras, para pemain bekerja keras, tetapi dalam dua pertandingan kami kecewa karena tidak mencetak gol. Kami hanya perlu melihat kembali peluang-peluang yang kami miliki dan tidak berhasil memanfaatkannya. Kami harus puas dengan Liga Europa."

Tuan Hung dan Phuong Ly merayakan trofi Liga Champions PSG

Memenangkan Piala C1, PSG menorehkan serangkaian rekor yang tak terlupakan

Pelatih Simone Inzaghi meninggalkan Inter setelah kekalahan yang luar biasa di final Liga Champions?
Sumber: https://tienphong.vn/doi-bong-chau-a-gay-soc-gianh-ve-du-champions-league-chau-au-post1772975.tpo






Komentar (0)