
Sebuah bangunan di Myanmar rusak akibat gempa bumi - Foto: CAHAYA BARU GLOBAL MYANMAR
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pada 28 Maret, Myanmar dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter. Pusat gempa berada di kedalaman 10 km, dekat kota Sagaing.
Dua belas menit kemudian, Myanmar diguncang gempa susulan berkekuatan 6,4 SR. Setidaknya 25 orang tewas di negara itu sejauh ini.
Sesar Sagaing
Myanmar adalah salah satu wilayah dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia . Pada Peta Risiko Seismik Global, Myanmar berada di zona merah, yang berarti memiliki risiko gempa bumi sedang hingga tinggi.
Sesar Sagaing dianggap sebagai sumber utama risiko gempa bumi di Myanmar. Sesar besar ini memiliki panjang sekitar 1.200 km, membentang dari utara ke selatan melintasi Myanmar.
Sesar ini telah dikaitkan dengan beberapa gempa bumi besar di masa lalu, termasuk gempa berkekuatan 7,7 pada tahun 1946 dan gempa berkekuatan 6,8 pada tahun 2012.
Menurut peneliti Shengji Wei dari Earth Observatory of Singapore, gempa bumi 28 Maret di Myanmar terjadi di sepanjang bagian patahan Sagaing.
"Wilayah ini telah tenang selama sekitar 200 tahun. Berdasarkan studi sejarah serta survei geofisika modern, kami tahu bahwa wilayah ini, patahan ini, kemungkinan akan mengalami patahan hebat dan menyebabkan gempa bumi besar dalam waktu dekat," ujar Wei, yang telah mempelajari risiko seismik di Myanmar selama satu dekade, kepada CNN.
Peneliti tersebut mengatakan dia telah melaporkan risiko tersebut kepada pihak berwenang Myanmar dan ilmuwan lokal.
Turut berbagi dengan CNN, seismolog James Jackson dari Universitas Cambridge (Inggris) mengatakan gempa bumi itu disebabkan oleh patahan yang berlangsung selama 1 menit, yang menyebabkan perpindahan horizontal di tanah.
"Bayangkan selembar kertas robek dengan kecepatan sekitar 2 km/detik. Gempa ini menggerakkan patahan, seperti pisau raksasa yang mengiris Bumi," ujarnya.
Ia juga mencatat bahwa meskipun Bangkok, Thailand, tidak berada di zona gempa bumi, gedung-gedung tinggi di sana membuatnya sangat rentan terhadap getaran gempa yang jauh.
Gempa Myanmar juga mengguncang Thailand dan Vietnam. Di Thailand, setidaknya tiga orang tewas dan 81 orang hilang ketika sebuah bangunan yang sedang dibangun di Bangkok runtuh akibat gempa bumi yang kuat.
Peringatan gempa susulan dari gempa Myanmar

Retakan besar muncul di jalan-jalan Myanmar setelah gempa bumi - Foto: MYANMAR NOW
"Myanmar tidak asing dengan gempa bumi. Batas antara lempeng tektonik India dan Eurasia membentang dari utara ke selatan, membelah bagian tengah negara ini. Kedua lempeng bergerak dengan kecepatan berbeda di sepanjang batas transformasi," kata Profesor Joanna Faure Walker, pakar geologi gempa bumi dan pengurangan risiko bencana di University College London (UCL), menurut Science Media Centre.
Ia menambahkan bahwa meskipun gempa bumi mendatar jenis ini biasanya berkekuatan lebih kecil dibandingkan gempa bumi terbesar yang terjadi di zona subduksi, seperti di Sumatera bagian selatan, namun kekuatan gempa bumi ini masih dapat mencapai 7 hingga 8 SR, yang mengakibatkan kerusakan parah, seperti yang terjadi pada gempa bumi hari ini di Myanmar.
Profesor Bill McGuire, profesor emeritus bidang bahaya geofisika dan iklim di UCL, mengatakan gempa ini bisa menjadi gempa terkuat yang melanda Myanmar daratan dalam 75 tahun. Ia juga mengatakan kombinasi kekuatan dan kedalaman gempa yang sangat dangkal akan meningkatkan tingkat kerusakan.
"Telah terjadi gempa susulan yang besar dan mungkin akan terjadi lagi. Gempa susulan ini berpotensi meruntuhkan bangunan-bangunan yang lemah, sehingga menyulitkan upaya penyelamatan," ia memperingatkan.
Sumber: https://tuoitre.vn/dong-dat-o-myanmar-nhu-nhat-dao-khong-lo-cat-vao-trai-dat-20250328191018581.htm






Komentar (0)