
Ilustrasi: Universitas Oxford
Menurut Nature , para ilmuwan telah mengembangkan teknik baru yang disebut "mind captioning" yang dapat menghasilkan deskripsi akurat tentang apa yang dilihat atau dibayangkan seseorang di kepala mereka, berdasarkan aktivitas otak.
Metode ini menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) non-invasif dan dapat membuka jalan baru dalam memahami bagaimana otak manusia menafsirkan dunia .
Studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances menunjukkan bahwa sistem tersebut dapat "membaca" gambar atau pemandangan yang dilihat partisipan dan menerjemahkannya ke dalam kalimat yang sepenuhnya semantik. Para ahli mengatakan teknologi ini dapat membantu orang yang kehilangan kemampuan berbicara akibat stroke atau kondisi neurologis berkomunikasi lebih efektif.
Dalam percobaan tersebut, tim ilmuwan Tomoyasu Horikawa (Laboratorium Ilmu Komunikasi NTT, Jepang) menggunakan model bahasa mendalam untuk menganalisis lebih dari 2.000 klip video , mengubah setiap deskripsi menjadi "tanda tangan makna" digital.
Mereka kemudian melatih model lain untuk mengenali pola aktivitas otak yang sesuai dengan setiap tanda tangan saat peserta menonton video.
Setelah terlatih sepenuhnya, model tersebut dapat membaca data fMRI dari seseorang yang menonton video baru dan memprediksi apa yang mereka lihat. Model pembangkit teks lainnya akan mencari kalimat yang paling cocok dengan "tanda semantik" ini.
Dalam satu contoh, peserta menyaksikan adegan seseorang melompat dari air terjun. Setelah beberapa iterasi, AI secara bertahap menyempurnakan deskripsi dari "aliran air yang deras" menjadi "seseorang melompati air terjun yang dalam di lereng gunung".
Percobaan tersebut juga menunjukkan bahwa ketika peserta sekadar mengingat video yang telah mereka lihat, sistem tetap dapat menghasilkan deskripsi akurat, menunjukkan bahwa otak menyimpan dan menciptakan ulang gambar menggunakan mekanisme serupa antara melihat dan mengingat.
Para peneliti mengatakan teknik ini dapat meningkatkan komunikasi bagi orang-orang yang menggunakan antarmuka otak-komputer, menerjemahkan pikiran langsung ke dalam bahasa tanpa memerlukan perangkat implan.
Namun, para ahli juga memperingatkan risiko pelanggaran privasi jika teknologi ini disalahgunakan. Saat ini, metode ini hanya berfungsi dengan persetujuan partisipan dan tidak dapat membaca "pikiran pribadi".
Sumber: https://tuoitre.vn/dot-pha-ai-doc-suy-nghi-ghi-phu-de-cho-nao-nguoi-20251107071355395.htm






Komentar (0)