Italia sangat terdampak oleh cuaca panas ekstrem dan kepadatan penduduk di destinasi populer seperti Venesia dan Danau Como, sehingga menjadikan pariwisata berkelanjutan menjadi sorotan.
Menurut Institut Statistik Italia (ISTAT), Italia menyambut lebih dari 134 juta wisatawan pada tahun 2023, dengan total lebih dari 450 juta kunjungan. Jumlah wisatawan tahun lalu 3 juta lebih tinggi dibandingkan tahun 2019—sebelum pandemi Covid-19 muncul.
Penerbangan internasional ke Italia telah meningkat secara signifikan selama musim panas, dengan mayoritas pengunjung berasal dari Amerika Serikat, Spanyol, Denmark, dan Austria. Jumlah penumpang internasional yang tiba di bandara-bandara Italia musim panas ini (Juni hingga Agustus) diperkirakan akan meningkat sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut Borsa Internazionale del Turismo.
Seiring meningkatnya kesadaran, banyak wisatawan berfokus pada bagaimana mereka dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi , dan masyarakat, sekaligus mendukung pelestarian budaya dan tradisi lokal. Oleh karena itu, pariwisata hijau dan berkelanjutan menjadi tren. Kementerian Pariwisata Italia telah menginvestasikan 19 juta euro untuk jalur pendakian, 42 juta euro untuk pariwisata berkelanjutan, dan 33 juta euro lagi untuk pariwisata luar ruangan.
Italia memukau wisatawan dengan beragam destinasinya: mulai dari kota pesisir yang indah hingga daerah pegunungan, kanal-kanal Venesia, museum yang memamerkan beragam karya seni klasik, hingga kebun anggur yang menawan. Perusahaan perjalanan FS Treni Turistici Italiani telah merancang serangkaian layanan kereta api khusus bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Italia dengan cara yang "lebih ramah lingkungan".
Pelancong aktif juga bisa mencoba bersepeda. "Dalam perjalanan ke Italia baru-baru ini, saya bertekad untuk menjelajahi destinasi wisata populer dengan cara yang lebih berkelanjutan," ujar blogger perjalanan Bella Bucchiotti.
Memilih bersepeda di sepanjang Pantai Amalfi dan menggunakan transportasi umum di Tuscany tidak hanya mengurangi dampak lingkungan Anda, tetapi juga membawa Anda pada penemuan-penemuan tak terduga. Jika Anda kekurangan waktu, fokuslah untuk menjelajahi area yang ingin Anda kunjungi, nikmati pengalaman yang bermakna, dan utamakan kualitas daripada kuantitas.
Para pencinta kuliner juga dapat menemukan cara untuk makan secara berkelanjutan. Carlo Petrini mendirikan organisasi nirlaba Slow Food untuk mempromosikan kuliner tradisional daerah dan makanan berkualitas. Akomodasi juga turut terlibat. Kementerian Pariwisata Italia memberikan sertifikasi Ospitalità Italiana kepada hotel-hotel yang memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat dalam hal pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan penggunaan produk-produk daerah.
Italia memiliki 55 situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk Koloseum di Roma dan seluruh Pantai Amalfi, menurut perusahaan tur Walks of Italy. Menurut Badan Lingkungan Hidup Eropa, emisi dari wisatawan yang mengunjungi situs-situs ini dan situs lainnya di Italia menyumbang 5% dari emisi gas rumah kaca negara tersebut. Inisiatif Pariwisata Hijau Italia mendorong pengunjung untuk benar-benar menjelajahi tempat-tempat yang jarang dikunjungi dan menjelajahi sudut-sudut tersembunyi di negara ini. Saksikan satwa liar dan keindahan alam Italia dengan bersepeda atau mendaki.
LAM DIEN
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/du-lich-ben-vung-o-italy-post749241.html
Komentar (0)