Penyanyi Taylor Swift - Foto: GETTY IMAGES
Tetangga melihat dan menginginkannya
Pada forum ekonomi yang diadakan pada Februari 2024, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengungkapkan bahwa pemerintah Singapura telah mengucurkan hampir 3 juta USD untuk mensponsori penyanyi terkenal Taylor Swift untuk tampil di negara tersebut.
Menariknya, syaratnya adalah Taylor Swift tidak dapat tampil di negara Asia Tenggara lainnya.
Kabar bahwa Taylor Swift akan tampil secara eksklusif di Singapura telah mengejutkan banyak orang. Perwakilan dari beberapa negara di kawasan tersebut bahkan mengkritik langkah Singapura tersebut sebagai "tidak bersahabat".
Bapak Thavisin menegaskan bahwa Thailand bersedia membayar untuk melakukan hal yang sama: "Jika saya tahu tentang ini, saya akan membawa pertunjukan itu ke Thailand." Sementara Ibu Joey Salceda, seorang anggota parlemen Filipina, mengatakan bahwa tindakan Singapura "merugikan negara-negara tetangganya" dalam menarik wisatawan asing.
Pada 5 Maret, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong secara resmi angkat bicara mengenai insiden tersebut. Ia menolak komentar di atas dan menekankan: "Kami telah mencapai kesepakatan (dengan Taylor Swift) dan ini adalah kesepakatan yang sukses. Saya rasa ini bukan tindakan yang tidak bersahabat."
Ekonomi Singapura meraup untung besar
Daya tarik Taylor Swift khususnya dan The Eras Tour secara umum telah menyebabkan konsumsi dan harga banyak barang dan jasa meningkat - Foto: PEOPLE
Perwakilan Kementerian Kebudayaan dan Dewan Pariwisata Singapura menegaskan: "(Mengundang Taylor Swift untuk tampil) berpotensi menciptakan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura, terutama kegiatan pariwisata seperti perhotelan, ritel, perjalanan, dan bisnis katering - serupa dengan negara-negara tempat ia tampil."
Menurut Business Insider (AS), pengeluaran terkait pariwisata di semua tempat penyelenggaraan The Eras Tour telah meningkat secara signifikan. Mulai dari tiket pesawat, akomodasi, makanan, hingga beberapa barang ritel seperti suvenir.
Fenomena ini juga dikenal sebagai “Swiftonomics”, gabungan dari nama penyanyi “Swift” dan “ekonomi”.
Beberapa ekonom memperkirakan bahwa konser Taylor Swift di Singapura mendatangkan pendapatan negara hingga $372 juta dari wisatawan.
David Mann, kepala ekonomi untuk Asia Pasifik di Mastercard, mengatakan ada kemungkinan besar bahwa wisatawan yang datang untuk menonton Taylor Swift akan menghabiskan banyak uang untuk berbelanja, meskipun Singapura merupakan salah satu negara termahal di dunia.
Pemerintah Singapura mengenakan pajak sebesar 9% pada semua barang dan jasa, jadi uang ini juga dibagi dengan kas negara.
Menurut ekonom Nomura Si Ying Toh, kehadiran Taylor Swift dan band Inggris Coldplay di Singapura menyumbang hingga 0,25% PDB negara itu pada kuartal pertama tahun 2024.
Membunuh dua burung dengan satu batu
Meskipun merupakan negara kepulauan yang indah, Singapura sering dikenang sebagai tempat bisnis dan perdagangan - Foto: GLOBAL VIEWPOINT
Ekonomi bukan satu-satunya sektor yang diuntungkan.
Menurut para ahli, tur Taylor Swift juga membantu Singapura membangun dan mempromosikan budaya dan citranya.
Singapura bukan hanya tempat untuk berbisnis dan menyelenggarakan acara perdagangan. Singapura juga merupakan negara yang menarik dan layak dikunjungi.
“Konser yang dibawakan oleh nama-nama besar di industri musik menandai transformasi Singapura sebagai destinasi wisata,” ujar Yun Liu, ekonom di HSBC, dalam sebuah laporan di bulan Februari.
Menteri Kebudayaan Singapura Edwin Tong mengatakan kepada media lokal bahwa pemerintah sedang menyelidiki dampak ekonomi dari pertunjukan tersebut di luar perekonomian.
“Kami melihatnya dari perspektif membangun Singapura menjadi pusat budaya dengan nilai strategis yang kuat,” kata Bapak Tong.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghabiskan sejumlah besar uang untuk mengundang penyanyi Taylor Swift.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)