Menyebabkan hilangnya kepercayaan

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya omongan saja tanpa tindakan, hanya janji-janji lalu berhenti begitu saja, atau hanya berteriak-teriak dan menyerukan kepentingan rakyat, tetapi tidak melakukan tindakan konkret dan praktis untuk mewujudkan hak-hak dan manfaat yang sah bagi rakyat.

Hal ini ditunjukkan dengan kedekatan dengan rakyat, tetapi tetap tidak memahami isi hati mereka. Meskipun menjangkau rakyat, mereka hanya menyebarkan, memobilisasi, dan menjelaskan sesuai keinginan subjektif mereka. Jika mereka mendengarkan rakyat, itu adalah "mendengarkan untuk mengetahui", tetapi kenyataannya, mereka mengabaikannya.

Ada juga orang-orang yang, meskipun tampak dekat dengan masyarakat, sebenarnya tinggal jauh dari mereka. Ketika bertemu orang, mereka dengan antusias bertanya, tetapi sebenarnya tidak peduli. Itulah sebabnya orang bertanya, "Apakah kakekmu masih sehat?" padahal "kakeknya" sudah lama meninggal!

Yang lebih berbahaya adalah bahwa gerakan-gerakan populis ini seringkali dibalut dengan kecanggihan dan daya tarik yang tidak mudah dikenali oleh semua orang. Mereka sengaja melakukan hal-hal yang dangkal agar tidak dicap tidak bersahabat dengan rakyat dan entah bagaimana untuk memenangkan hati rakyat.

Manifestasi-manifestasi di atas menunjukkan degradasi yang memprihatinkan. Rakyat selalu memiliki mata yang jeli dan selalu menilai Partai terutama melalui kualitas, kualifikasi, etika, dan gaya hidup para kader dan anggota partai. Sejarah telah membuktikan bahwa "Rakyatlah yang membawa perahu, dan rakyatlah yang menenggelamkan perahu." Partai kita juga memiliki peraturan yang mewajibkan para kader dan anggota partai untuk tidak bersikap tidak peka, tidak "berbicara sia-sia" kepada rakyat, dan tidak tinggal jauh dari rakyat.

Nenek moyang kita juga punya pepatah: "Kalau ngomong sembilan, ya lakuin sepuluh/Kalau ngomong sepuluh, ya lakuin sembilan, nanti ada yang menertawakan, ada yang mengkritik" , untuk mengingatkan kita agar selalu menghargai dan menjaga amanah, serta selalu mengatakan apa yang kita perbuat.

Oleh karena itu, melawan sikap apatis dan demagogi merupakan tugas rutin setiap pengurus Partai di semua tingkatan dan setiap kader dan anggota Partai.

Sumber