Fenomena ini bukan sekadar konflik pribadi, tetapi mungkin mencerminkan penyimpangan nilai-nilai di kalangan anak muda. Ketika "memerintahkan untuk memukul orang" dianggap sebagai cara untuk menunjukkan otoritas atau menyelamatkan muka, hal itu merupakan tanda bahwa nilai-nilai martabat manusia, hukum, dan rasa saling menghormati telah terdistorsi.
Seorang pemuda disamakan dengan "bos" oleh netizen ketika ia memberi perintah untuk memukuli seorang karyawan kedai kopi di Hanoi, yang menyebabkan kehebohan. Foto: Internet |
Dalam sistem nilai sosial, prinsip-prinsip dasar kehidupan seperti menghormati hukum, menghormati orang lain, dan berperilaku sopan di depan umum dianggap sebagai "nilai-nilai inti". Namun, insiden di atas menunjukkan bahwa yang dipromosikan bukanlah akal sehat atau standar, melainkan kekuasaan dan kemampuan untuk memaksakan. "Atasan" tidak secara langsung menyerang, melainkan memberikan perintah, menganggap kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan perselisihan.
Namun, segera setelah insiden itu tersebar, opini publik langsung bersuara lantang. Berbagai opini di media sosial dan dunia nyata mengungkapkan kemarahan, mengecam hooliganisme dan sikap arogan tersebut. Segera setelah insiden itu terjadi, pihak berwenang segera menangani situasi tersebut, sekaligus menegaskan bahwa masyarakat masih memiliki nilai-nilai berkelanjutan yang dijunjung tinggi oleh mayoritas masyarakat: keadilan, kejujuran, dan kepatuhan terhadap hukum. Reaksi sosial terhadap insiden tersebut meneguhkan standar dan nilai-nilai yang dilindungi dengan memperjelas batasan antara apa yang salah dan apa yang benar.
Peristiwa ini tidak berhenti pada tataran hukum, tetapi mengingatkan kita akan perlunya penguatan sistem nilai sosial. Jika kekerasan ditoleransi, jika kesombongan dipuji, masyarakat akan menghadapi risiko semakin banyaknya insiden serupa. Sebaliknya, ketika perilaku menyimpang dikritik oleh opini publik dan dihukum oleh hukum, sistem nilai martabat manusia, hukum, dan saling menghormati akan terus diperkuat. Di sisi lain, proses internalisasi nilai dan standar juga penting ketika banyak opini meyakini bahwa mungkin orang yang berbuat salah tidak memiliki lingkungan hidup yang sehat. Oleh karena itu, memupuk harga diri dan kemampuan untuk berperilaku damai adalah untuk menciptakan masyarakat yang beradab di mana orang-orang berbagi dan saling menghormati.
Sumber: https://baodaklak.vn/xa-hoi/202510/gia-tri-cua-du-luan-xa-hoi-1540ef7/
Komentar (0)