Kantor pusat Google di Mountain View, California, AS - Foto: AFP
Menurut kantor berita AFP pada tanggal 9 September, perusahaan teknologi AS Google mengatakan akan mematuhi permintaan pemerintah Korea Selatan untuk mengaburkan citra satelit sensitif pada layanan Google Maps, membuka jalan bagi perusahaan tersebut untuk bersaing dengan platform peta domestik seperti Naver dan Kakao.
Langkah ini dipandang sebagai titik balik yang menandai berakhirnya pertikaian hampir dua dekade di mana Google berulang kali meminta akses ke data peta Korea Selatan yang terperinci untuk memberikan petunjuk arah berjalan kaki dan berkendara secara lengkap, tetapi Seoul dengan tegas menolak dengan alasan keamanan nasional.
Korea Selatan adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia — seperti Rusia dan Cina — di mana Google Maps tidak dapat berfungsi sepenuhnya karena hukum Korea mengharuskan perusahaan menyimpan data geografis inti di dalam negeri — sesuatu yang telah lama ditolak Google untuk dilakukan.
Hal ini menyebabkan perusahaan teknologi domestik seperti Naver dan Kakao mendominasi pasar layanan peta, tetapi hal ini juga mempersulit wisatawan internasional untuk bernavigasi dan menemukan lokasi karena mereka tidak familiar dengan platform domestik.
Pada tanggal 9 September, Google mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka akan memenuhi permintaan Seoul.
"Kami telah menegaskan komitmen kami kepada pemerintah untuk mengaburkan citra satelit sebagaimana diwajibkan dan akan mempertimbangkan untuk memperoleh data dari pihak ketiga yang disetujui Korea jika diperlukan," ujar Wakil Presiden Google Cris Turner kepada para wartawan.
Google akan "menginvestasikan banyak waktu dan sumber daya" untuk menghapus koordinat yang terkait dengan fasilitas keamanan dari peta, tambah Turner.
Sebelumnya, masalah akses Google Maps muncul dalam negosiasi perdagangan antara Korea Selatan dan AS, ketika Seoul mencapai kesepakatan pengurangan pajak dengan Presiden AS Donald Trump.
Kantor kepresidenan Korea Selatan mengonfirmasi bahwa data peta presisi tinggi merupakan salah satu topik yang “paling banyak dibahas” dengan pihak AS, tetapi menekankan bahwa negara tersebut “belum membuat konsesi lebih lanjut” di bidang ini.
Pejabat Korea Selatan melanjutkan diskusi dengan AS, dengan kemungkinan mengekspor data peta presisi tinggi masih dalam agenda, sumber industri mengatakan kepada AFP.
Sumber: https://tuoitre.vn/google-chap-nhan-quy-dinh-han-quoc-ve-ban-do-ket-thuc-gan-hai-thap-ky-tranh-chap-20250909124350009.htm
Komentar (0)