Setelah kalah 0-1 dari tim ASEAN All-Stars dalam pertandingan persahabatan di Stadion Bukit Jalil (Malaysia), Man United tidak hanya dikritik karena penampilan mereka yang kurang bersemangat tetapi juga karena perilaku kontroversial bintang muda Amad Diallo, rekan setimnya.
Khususnya, saat meninggalkan lapangan, Diallo tiba-tiba mengacungkan jari tengahnya ke arah penonton, yang memicu kemarahan di Asia Tenggara. Rekan setimnya, Alejandro Garnacho, juga menunjukkan gestur serupa dalam foto yang diambil bersama para penggemar.
Beberapa komentar awal berspekulasi bahwa Amad kesal dipanggil "Diallo"—nama yang pernah dikaitkan dengan investigasi pemalsuan catatan imigrasi saat ia bermain untuk Atalanta. Namun, Man United membantahnya dan mengatakan reaksi tersebut disebabkan oleh penghinaan terhadap ibu sang pemain.
Ledakan amarah Diallo yang buruk
Diallo juga mengatakan bahwa ia dihina secara serius oleh sekelompok penonton, yang ditujukan kepada ibunya: "Saya menghormati semua orang, tetapi saya tidak bisa menerima siapa pun yang menghina ibu saya. Seharusnya saya tidak bereaksi seperti itu, tetapi saya tidak menyesalinya," tulisnya di media sosial X.
Di balik tindakan seorang pemain profesional yang tampaknya tak terkendali, ada rasa sakit yang mendalam yang ditanggung pemain muda Pantai Gading itu di dalam hatinya: "rasa sakit kehilangan ibunya".
Para penggemar patut mengingat bahwa ibu kandung Diallo, Marina Edwige, yang selalu mendampingi dan mendukungnya dalam perjalanan dari Pantai Gading ke Italia, yang menjadi fondasi karier sepak bolanya, meninggal dunia pada Agustus 2024. Kematiannya meninggalkan kekosongan yang mendalam di hati Diallo. Ia pernah dengan penuh haru membagikan foto masa kecilnya bersama ibunya dengan pesan perpisahan: "Beristirahatlah dalam damai, Ibu, semoga Allah mengampunimu."
Tak hanya ibu kandungnya, Diallo masih memiliki ibu tiri dan kritikan yang ditujukan kepada orang tuanya, semakin memperdalam rasa sakit dan emosi pemuda itu.
Amad Diallo meninggalkan jejak kuat musim lalu dengan 10 gol.
Hinaan yang ditujukan kepada ibunya membuat Diallo terkejut. Meskipun perilakunya tidak sesuai dengan standar profesional, keadaan unik yang melingkupi hidupnya tidak dapat diabaikan.
Namun, dari reaksi keras para penggemar dan media, terlihat bahwa para pemain—terutama pemain muda seperti Diallo—perlu belajar mengendalikan emosi mereka dengan lebih baik. Mereka bukan hanya atlet, tetapi juga perwakilan dari seluruh klub, demi nilai-nilai yang dibawa sepak bola.
Musim lalu, Amad Diallo tampil impresif dengan mencetak 10 gol meski sempat cedera, menjadikannya salah satu pencetak gol terbanyak Man United. Namun, ledakan emosinya setelah kekalahan dari ASEAN All-Stars menutupi performa positif tersebut.
Sumber: https://nld.com.vn/hanh-dong-bot-phat-cua-amad-diallo-tu-noi-dau-mat-me-196250530125329009.htm
Komentar (0)