Laporte akhirnya meninggalkan Al Nassr. |
Mungkin bahkan sutradara berbakat Steven Spielberg pun akan kesulitan menciptakan skenario sedramatis itu. Kembalinya Aymeric Laporte ke Athletic Club berubah menjadi film detektif dengan segala emosi: dari harapan, keputusasaan, hingga akhir bahagia di menit-menit terakhir.
Ketika bursa transfer Eropa ditutup pukul 23.59 tanggal 1 September, semua prosedur antara Laporte, Athletic, dan Al Nassr telah mencapai kesepakatan. Namun, masalah muncul ketika klub Arab Saudi tersebut terlambat menyerahkan dokumen, yang menyebabkan nama Laporte tidak muncul dalam sistem FIFA.
Risiko terbesar: gelandang Spanyol itu bisa diskors hingga Januari 2026, kehilangan kesempatan bermain di La Liga dan memengaruhi posisinya di tim nasional.
Laporte, 31, tidak puas berdiam diri di dalam sangkar emas di Arab Saudi. Namun tanpa intervensi yang kuat, pintu kariernya akan tertutup rapat.
Pada 2 September, operasi "penyelamatan" telah dimulai. David Aganzo – Presiden Asosiasi Pesepak Bola Spanyol (AFE) – langsung menghubungi Laporte, perwakilan dan pemimpin FIFA. Ia terus-menerus menelepon Zurich, bahkan kepada Presiden Gianni Infantino, dengan pesan yang jelas: "FIFA selalu mengatakan melindungi pemain, jadi buktikan sekarang."
Bersamaan dengan itu, Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) juga turun tangan, berkoordinasi dengan Athletic untuk mencari dasar hukum guna menyelamatkan kesepakatan tersebut. Bukan hanya demi kepentingan klub Basque tersebut, tetapi juga demi kepentingan nasional: Pelatih Luis de la Fuente secara terbuka mengakui, "Laporte adalah aset tak ternilai bagi sepak bola Spanyol, salah satu bek tengah terbaik dunia ."
![]() |
Laporte kembali ke Eropa untuk bermain untuk Atheltic Bilbao. |
FIFA mempertahankan sikap tegas sepanjang paruh pertama pekan ini. Berkas itu datang terlambat, yang berarti... tidak ada pengecualian. Namun, bukti yang diberikan Laporte – kontrak tiga pihak yang ditandatangani sebelum batas waktu, dan Al Nassr yang memulai proses pengunggahan data ke sistem – menjadi titik balik.
Pada pagi hari tanggal 11 September, panggilan penting dari FIFA datang: dokumen telah diverifikasi, kesepakatan telah sah. Raksasa sepak bola dunia akhirnya mengakui kebenaran: semuanya selesai tepat waktu, yang terjadi hanyalah penundaan teknis.
Hari itu, Athletic resmi mengumumkan kontraknya dengan Laporte hingga 2028. Dari risiko absen setengah musim, gelandang Spanyol itu bisa langsung bermain untuk tim lamanya, tempat ia dibesarkan dan mengukir namanya.
Kesepakatan itu tak hanya membuat Laporte dan penggemar Athletic tersenyum, tetapi juga menjadi pengingat bagi FIFA bahwa pemain tidak boleh menjadi korban kesalahan birokrasi. Dan yang terpenting, kesepakatan itu membuktikan bahwa dalam sepak bola, terkadang serangkaian panggilan telepon dan negosiasi yang gigih dapat mengubah nasib.
San Mamés kini tidak hanya menyambut pemain baru, tetapi juga kembalinya seorang putra Basque – seorang pria yang pernah hampir “terpenjara” dalam sangkar emas di padang pasir.
Sumber: https://znews.vn/hanh-trinh-giai-cuu-laporte-dien-ra-nhu-the-nao-post1584600.html
Komentar (0)